Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 60 dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengikuti pelatihan pembuatan proposal pengabdian masyarakat berbasis skim desentralisasi dan kompetitif yang digelar Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) perguruan tinggi seni tersebut.

"Kegiatan itu untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang salah satunya meningkatkan pengabdian masyarakat yang mendukung pendidikan dan kemajuan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Pembantu Rektor II ISI Denpasar, Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M.Hum, ketika membuka acara itu di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, hal itu merupakan upaya untuk menghadapi persaingan dalam berbagai sektor yang menuntut etos kerja dan peran ISI Denpasar sebagai kampus yang akan menjadi pusat unggulan dalam bidang seni budaya yang berbasis kearifan lokal dan berwawasan universal.

Untuk itu, pihaknya akan melaksanakan pengabdian masyarakat mengacu pada format sesuai skim yang tersedia di DP2M Dikti. Sebelumnya pengabdian yang dilakukan selama ini berbasis "ngayah" dan perlu dikembangkan.

Ia mengatakan peran serta dosen dalam kegiatan pengajuan proposal hibah dalam pengabdian masyarakat masih sangat rendah atau sekitar 13,13 persen. Upaya peningkatan partisipasi dosen tersebut dapat mempengaruhi predikat klaster yang disandang LP2MPP ISI Denpasar.

Sementara itu, Ketua Panitia Dr Ida Ayu Trisnawati S.St M.Si menambahkan, upaya memperoleh dana pengabdian masyarakat perlu pemahaman strategi dan kiat untuk memenangkan sesuai dengan pentunjuk yang disediakan.

Oleh karena itu, pihaknya mengundang pembicara Dr I Ketut Widnyana dari kampus Universitas Mahasaraswati dan Dr I Ketut Sariana dari kampus Universitas Udayana.

"Kami mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hibah pengabdian masyarakat hingga tingkat nasional," ujarnya.

Selain itu, hasil pengabdiannya tersebut dapat terpublikasi melalui paten, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau jurnal ilmiah nasional. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Wayan Artaya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017