Ummat Hindu Dharma di Bali mulai bersiap-siap menyongsong tiga hari raya besar yang jatuh secara beruntun yakni Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1939 yang jatuh pada Selasa, 28 Maret 2017.

Menyusul seminggu kemudian Rabu (5/4) Hari Raya Galungan, yang dimaknai sebagai kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) dan sepuluh hari berikutnya, Sabtu (15/3) hari raya Kuningan.

Masyarakat Bali mulai mempersiapkan diri membuat rangkaian janur maupun kue kering untuk kombinasi kelengkapan ketiga pelaksanaan kegiatan ritual tersebut.

Wanita termasuk remaja putri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan itu mengemban tugas penting untuk menyukseskan berbagai kegiatan ritual dan upacara adat. Termasuk kali ini dalam peralihan tahun baru Saka dari 1938 ke 1939 serta Galungan dan Kuningan.

Berbagai kebutuhan pokok dan keperluan ritual menjelang hari suci seperti hari raya sebelumnya mengalami peningkatan harga yang melonjak, namun kali ini pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di daerah ini secara terkoordinasi menggelar kegiatan pasar murah sebagai upaya menekan lonjakan harga.

Lewat pasar murah yang digelar di sejumlah tempat di delapan kabupaten dan satu kota di Bali diharapkan mampu menstabilnya harga kebutuhan bahan pokok sekaligus mengendalikan inflasi, harap Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali.

TPID Bali bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta instansi terkait menggelar pasar murah secara berkelanjutan menghadapi Hari Raya besar keagamaan.

Hal senada diungkapkan Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara mengatakan, pihaknya menggelar pasar murah serangkaian menyambut Hari Suci Nyepi serta Galungan dan Kuningan.

Melalui kegiatan pasar murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat dapat membantu masyarakat yang akan menyambut hari raya yang jatuh secara beruntun itu.

Rai Iswara yang juga Sekda Kota Denpasar itu berharap melalui kegiatan pasar murah mampu menstabilkan harga-haraga barang, terutama sembilan kebutuhan bahan pokok, karena harga sembako yang dijual di pasar murah relatif lebih hemat dari pasar umum.

Di pasaran umum harga cabai misalnya mencapai Rp70.000, sedangkan di pasar murah hanya dijual Rp50.000 per kilogram. Demikian pula harga beras per lima kilogram di pasaran mencapai Rp56.000, sedangkan di pasar murah hanya Rp48.000 serta harga elpiji tiga kg hanya dijual Rp14.500 per tabung.

Dengan demikian semua jenis harga sembako lebih rendah dari harga pasar, karena kegiatan itu dilakukan dengan bekerja sama dengan Bank Indonesia, BPD, Bulog, Pertamina, Perusahaan Perdagangan Indonesia dan PT Halus Cipta Nadi.

Oleh sebab itu warga masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan pasar murah yang telah dilaksanakan dapat dimanfaatkan dengan baik.

Jamin stabil

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan, Bali IB Made Wiryawan menjamin kebutuhan harga bahan pokok masyarakat akan stabil menjelang tiga hari raya yang jatuh secara beruntun tersebut.

Untuk itu, pihaknya menggelar pasar murah yang menjual kebutuhan bahan pokok, meskipun hasil pemantauan di lapangan selama ini menunjukkan bahwa harga bahan pangan di sejumlah pasar tradisional di daerah "gudang beras" Pulau Dewata itu cukup normal.

Kondisi demikian diharapkan dapat terpelihara dengan baik pada momentum Hari Suci Nyepi, Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan. Bahkan sejumlah bahan pangan kini harganya mulai menurun.

Harga komoditas yang menurun tersebut antara lain cabai rawit merah yang sebelumnya mencapai Rp160.000 kini turun menjadi Rp120.000 per kilogram sejak 16 Maret lalu.

Demikian juga cabai rawit hijau yang sebelumnya Rp90.000, kini turun menjadi Rp60.000 per kilogram dan diperkirakan akan terus mengalami penurunan karena persediaan sudah mulai memadai.

Untuk itu melalui kegiatan pasar murah yang menjangkau sejumlah kecamatan dan desa itu diharapkan mampu menstabilkan harga kebutuhan bahan pokok. Pihak Disperindag juga melakukan pemantauan persediaan kebutuhan bahan pokok di tingkat distributor untuk mengetahui persediaan dan pasokan barang antarpulau.

Upaya tersebut sekaligus mengantisipasi kemungkinan adanya penimbunan atau aksi spekulan yang ingin mengambil keuntungan dari momentum tiga hari raya umat Hindu tersebut, IB Made Wiryawan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana yang juga Wakil ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali mengapresiasi pemerintah kabupaten dan kota yang menggelar pasar murah.

Pelaksanaan pasar murah itu mendapat sambutan antusias masyarakat hal itu dapat dilihat baru dibuka pasar murah tersebut sudah diserbu warga masyarakat.

Melalui kegiatan pasar murah itu diharapkan masyarakat mendapatkan harga yang lebih murah dari harga di pasar umum, sekaligus dapat membantu pemerintah dalam menstabilkan harga-harga bahan pokok menjelang peringatan tiga hari raya Suci tersebut.

Seorang pembeli Ni Nyoman Sriasih mengaku harga-harga sembako di pasar murah yang digelar Pemerintah Kota Denpasar lebih murah dari harga pasar umum.

"Saya berharap pasar murah seperti ini lebih sering dilaksanakan untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan harga yang terjangkau," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Badung juga melakukan hal yang sama bertemapt di Wantilan Pura Lingga Bhuwana Pusat Pemerintahan di Mangupura selama tiga hari, 20-23 Maret 2017 yang dibuka oleh Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa.

Hal itu dilakukan sebagai salah satu bentuk kewajiban pemerintah untuk melakukan langkah-langkah preventif agar harga kebutuhan pokok dan kebutuhan hari raya lainnya tidak mengalami lonjakan harga.

Kegiatan itu diharapkan dapat dilaksanakan secara merata, terutama di tempat-tempat yang masyarakatnya kurang mampu dengan melibatkan semua sektor usaha sehingga dapat membantu masyarakat.

Kegiatan pasar murah tersebut melibatkan lima distributor, 36 pelaku usaha (pedagang) termasuk kelompok wanita tani (KWT) di wilayah Kabupaten Badung yang menjual kebutuhan bahan pokok masyarakat dan sarana upacara keagamaan.

Kegiatan pasar murah yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Bali dan seluruh Pemkab dan Pemkot itu diharapkan mampu menstabilkan harga-harga sekaligus mengendalikan harga-harga.

Inflasi Kota Denpasar menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho pada bulan Februari 2017 sebesar 0,42 persen, lebih tinggi dibanding dengan inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 0,23 persen.l

Inflasi tersebut dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,33 dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,81 persen serta tingkat inflasi tahun ke tahun (YOY) sebesar 4,22 persen.

Adanya tiga hari raya besar yang jatuh secara beruntun di Bali yang telah diimbangi dengan kegiatan pasar murah untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan bahan pokok diharapkan inflasi dapat terjaga tidak mengalami lonjakan, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017