Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya telah menurunkan tim untuk menginvestigasi kebocoran kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
"Kami telah menurunkan tim, untuk menginvestigasi kebocoran soal di sejumlah daerah," ujar Muhadjir di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan pelaksanaan USBN pada hari pertama berjalan lancar, namun diwarnai sejumlah dugaan kebocoran kunci jawaban yang tersebar melalui layanan pesan singkat WhatsApp.
Irjen Kemdikbud, Daryanto menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi pada guru maupun kepala sekolah yang menyebar kunci jawaban tersebut. Daryanto menyanyangkan, kasus kebocoran kunci jawaban USBN tersebut karena hakikatnya USBN bertujuan mengembalikan hak guru sebagai perencana pendidikan.
"Saya pribadi prihatin dan sangat disayangkan jika benar terjadi kebocoran, motifnya apa, karena ini semua USBN sudah diserahkan sepenuhnya ke guru dan sekolah serta pemerintah daerah," tutur Daryanto.
Menurut dia, wajar jika UN masih mengalami kebocoran karena skalanya besar. Makanya, Kemdikbud bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk pengamanannya. "Namun sangat disayangkan, kebocoran malah terjadi pada USBN," cetus dia.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Hamid Muhammad mengatakan dugaan kebocoran soal USBN pada akan merugikan sekolah karena pemerintah telah memberikan hak penuh kepada guru untuk meningkatkan integritas sekolah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami telah menurunkan tim, untuk menginvestigasi kebocoran soal di sejumlah daerah," ujar Muhadjir di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan pelaksanaan USBN pada hari pertama berjalan lancar, namun diwarnai sejumlah dugaan kebocoran kunci jawaban yang tersebar melalui layanan pesan singkat WhatsApp.
Irjen Kemdikbud, Daryanto menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi pada guru maupun kepala sekolah yang menyebar kunci jawaban tersebut. Daryanto menyanyangkan, kasus kebocoran kunci jawaban USBN tersebut karena hakikatnya USBN bertujuan mengembalikan hak guru sebagai perencana pendidikan.
"Saya pribadi prihatin dan sangat disayangkan jika benar terjadi kebocoran, motifnya apa, karena ini semua USBN sudah diserahkan sepenuhnya ke guru dan sekolah serta pemerintah daerah," tutur Daryanto.
Menurut dia, wajar jika UN masih mengalami kebocoran karena skalanya besar. Makanya, Kemdikbud bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk pengamanannya. "Namun sangat disayangkan, kebocoran malah terjadi pada USBN," cetus dia.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Hamid Muhammad mengatakan dugaan kebocoran soal USBN pada akan merugikan sekolah karena pemerintah telah memberikan hak penuh kepada guru untuk meningkatkan integritas sekolah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017