Gianyar (Antara Bali) - PKK, organisasi wanita dan tokoh di Kabupaten Gianyar, Bali, menyosialisasikan tentang modus penyelundupan dan perdagangan manusia (Human Trafficking) dan UU Perlindungan Anak agar masyarakat hati-hati.

"Anak- anak dan perempuan sangat rentan terkena kasus human traffiking, mereka sangat mudah dibujuk, diperdaya dengan iming-iming yang mengiurkan," ujar Ayu Ningrum SH dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Polres Gianyar di kabupaten setempat, Jumat.

Di sela-sela sosialisasi yang diikuti 80 orang anggota PKK, organisasi wanita dan tokoh di Bali, ia menjelaskan perdagangan orang dapat berbentuk pembantu rumah tangga, pekerja seksual, pengemis dan penjualan bayi.

"Cara penipuan kini pun bisa dilakukan dengan modus duta budaya, senitari, bahkan perekrutan menggunakan media online," katanya.

Oleh sebab itu, keluarga dan semua pihak harus mampu mencegah terjadinya "human trafficking" setelah lingkungan sekitarnya dan pemerintah sebagai pemangku jabatan melalui berbagai peraturannya.

"Korban perdagangan orang biasanya mereka yang berasal dari keluarga miskin, putus sekolah dan anak jalanan. Mereka biasanya paling mudah dibujuk dengan iming-iming sesuatu," katanya.

Ia mengharapkan orang tua dan keluarga mampu memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap putera-puterinya agar terhindar dari tindak kekerasan dan perdagangan orang.

Sosialisasi itu digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gianyar.

Acara menampilkan pembicara Ayu Ningrum SH dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Polres Gianyar dan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Luh Padmamuni.

Ayu Ningrum SH mengatakan, sejumlah kasus perdagangan anak di bawah umur berhasil dibongkar di sejumlah daerah di Indonesia awal tahun 2017.

"Hal itu mengingatkan semua pihak untuk sadar, betapa lemahnya perlindungan terhadap anak selama ini, hingga kasus kekerasan terhadap anak berulang kali terjadi," ujar Ayu Ningrum. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017