Denpasar (Antara Bali) - Tim kurator dan pembina ajang Bali Mandara Nawanatya melakukan pembinaan kepada para pelajar SMA Dharma Praja Denpasar yang akan tampil dalam Parade Tari Janger di Taman Budaya Denpasar pada April 2017.
"Secara umum latihan anak-anak SMA Dharma Praja sudah terlihat gagasan dan inovasi, namun masih perlu banyak latihan terutama untuk memunculkan taksu (penghayatan)," kata Tim Pembina BMN Prof Made Bandem, di sela-sela pembinaan tersebut, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, taksu merupakan gabungan antara teknik menari dengan bermain gamelan dan penghayatan. Untuk memunculkan taksu ini diakui membutuhkan waktu terutama dari latihan-latihan yang dilakukan.
"Jika bisa menggabungkan itu semua, baik lagu-lagu, tema, cerita, saya yakin akan tampil baik. Sebab tidak hanya pengetahuan dan teknologi, namun spiritual dan kebudayaan ini penting sekali untuk dilatih dalam diri anak-anak.
Terkait upaya menampilkan inovasi Janger, tambah Bandem, banyak aspek yang bisa diinovasikan supaya Janger bisa berkembang. Namun diharapkan tidak menghilangkan kekhasan tari Janger itu sendiri.
"Jadi kriteria yang diajukan kurator adalah janger inovasi yakni janger yang dikreasikan. Jangan juga dilupakan janger itu sendiri. Kreasi itu bisa dalam nyanyian, lagu atau kostum. Lakon bisa dikembangkan, bahkan struktur pun bisa diinovasikan. Apalagi bisa memadukan piano dan musik-musik barat, boleh juga. Sehingga ada tantangan untuk mengatur nada jadinya," kata Bandem.
Sementara itu, Pembina Pentas Janger SMA Dharma Praja I Wayan Sugama mengatakan sebanyak 40 siswa akan tampil dalam parade Janger yang rencananya akan dipentaskan 30 April mendatang dalam ajang seni yang berlangsung setahun penuh itu.
Pada Janger yang dikreasikan ini, Sugama mencoba memasukkan unsur fragmentari sebagai unsur inovasi sesuai kriteria yang diajukan tim BMN. Tim dari SMA Dharma Praja akan tampil membawakan cerita Godogan Metapa yang sarat akan pesan pemimpin yang memberi perlakuan adil kepada semua rakyatnya.
"Kami coba memberikan sentuhan inovasi berupa fragmentari yang akan kami masukkan ke dalam pentas janger inovasi. Di samping itu juga, ada beberapa tarian yang akan turut mewarnai pementasan," ujar Sugama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Secara umum latihan anak-anak SMA Dharma Praja sudah terlihat gagasan dan inovasi, namun masih perlu banyak latihan terutama untuk memunculkan taksu (penghayatan)," kata Tim Pembina BMN Prof Made Bandem, di sela-sela pembinaan tersebut, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, taksu merupakan gabungan antara teknik menari dengan bermain gamelan dan penghayatan. Untuk memunculkan taksu ini diakui membutuhkan waktu terutama dari latihan-latihan yang dilakukan.
"Jika bisa menggabungkan itu semua, baik lagu-lagu, tema, cerita, saya yakin akan tampil baik. Sebab tidak hanya pengetahuan dan teknologi, namun spiritual dan kebudayaan ini penting sekali untuk dilatih dalam diri anak-anak.
Terkait upaya menampilkan inovasi Janger, tambah Bandem, banyak aspek yang bisa diinovasikan supaya Janger bisa berkembang. Namun diharapkan tidak menghilangkan kekhasan tari Janger itu sendiri.
"Jadi kriteria yang diajukan kurator adalah janger inovasi yakni janger yang dikreasikan. Jangan juga dilupakan janger itu sendiri. Kreasi itu bisa dalam nyanyian, lagu atau kostum. Lakon bisa dikembangkan, bahkan struktur pun bisa diinovasikan. Apalagi bisa memadukan piano dan musik-musik barat, boleh juga. Sehingga ada tantangan untuk mengatur nada jadinya," kata Bandem.
Sementara itu, Pembina Pentas Janger SMA Dharma Praja I Wayan Sugama mengatakan sebanyak 40 siswa akan tampil dalam parade Janger yang rencananya akan dipentaskan 30 April mendatang dalam ajang seni yang berlangsung setahun penuh itu.
Pada Janger yang dikreasikan ini, Sugama mencoba memasukkan unsur fragmentari sebagai unsur inovasi sesuai kriteria yang diajukan tim BMN. Tim dari SMA Dharma Praja akan tampil membawakan cerita Godogan Metapa yang sarat akan pesan pemimpin yang memberi perlakuan adil kepada semua rakyatnya.
"Kami coba memberikan sentuhan inovasi berupa fragmentari yang akan kami masukkan ke dalam pentas janger inovasi. Di samping itu juga, ada beberapa tarian yang akan turut mewarnai pementasan," ujar Sugama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017