Singaraja (Antara Bali) - Komando Distrik Militer 1609/Buleleng mendirikan beberapa pos pemantauan penyebaran ulat bulu di wilayah itu yang diharapkan bisa menghindarkan masyarakat dari kerugian lebih besar.
"Kami mendirikan pos-pos itu di setiap koramil. Setiap ada peristiwa menonjol tentang penyebaran ulat bulu ini, para personel kami harus melaporkan sehingga kami bisa mengantisipasi bersama instansi terkait," kata Komandan Kodim Buleleng Letkol (Inf) Suhardi kepada ANTARA di Singaraja, Rabu.
Kabupaten Buleleng menjadi salah satu wilayah penyebaran ulat bulu yang menghabiskan beberapa jenis pohon komoditas pertanian. Pertama kali, hama ini ditemukan menyerang tanaman di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Di Kabupaten Buleleng, kata Suhardi, penyebaran ulat bulu ini belum pada tahap yang membahayakan kesehatan manusia. "Tetapi kita jangan lengah. Justru pada saat masih dini seperti inilah kita harus bekerja sama untuk menanggulangi dan melakukan antisipasi bersama dengan rekan-rekan dari instansi terkait," katanya.
Petigas-petugas di pos-pos pemantauan ulat bulu, katanya, telah diinstruksikan untuk mendokumentasikan kualitas serangan dan data luasan serangan. Selain itu ulat bulu yang menyerang itu difoto dan diambil contohnya untuk kemudian diteruskan ke Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.
"Tujuannya untuk diketahui jenis ulat bulu dan langkah antisipasi yang bisa diambil, selain diketahui apakah ulat itu disebarkan dari daerah lain," katanya.
Menurut dia, penyebaran ulat bulu di kabupaten yang memiliki garis pantai terpanjang di Provinsi Bali itu dilaporkan terjadi pada beberapa pohon di Kecamatan Kota Singaraja, Kecamatan Sawan, Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Kubutambahan.
"Kecamatan Banjar yang berada di antara Kecamatan Seririt dan Kecamatan Kota Singaraja, yang sama-sama ada di kawasan pesisir, justru terlewatkan dari serangan ulat bulu ini," katanya.
Di Dusun Tegallenga, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, terdapat beberapa pohon mangga yang kulit batangnya dipenuhi kerumunan ulat bulu berwarna kecoklatan. Ulat-ulat bulu itu tidak memakan bagian lain pohon mangga yang diserang, melainkan hanya kulit batang di pangkal perakaran hingga ketinggian sekitar pinggang manusia dewasa.
Kabupaten Buleleng memiliki memiliki sembilan kecamatan, dan kecamatan-kecamatan yang tidak dilaporkan diserang ulat bulu adalah Sukasada, Tejakula, Busungbiu, dan Banjar.
Secara terpisah, Komandan Kodim 1617/Karangasem, Letkol (Inf) Aksan, dari Amlapura, menyatakan, di wilayahnya belum ada laporan terdapat pohon pertanian yang diserang ulat bulu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Kami mendirikan pos-pos itu di setiap koramil. Setiap ada peristiwa menonjol tentang penyebaran ulat bulu ini, para personel kami harus melaporkan sehingga kami bisa mengantisipasi bersama instansi terkait," kata Komandan Kodim Buleleng Letkol (Inf) Suhardi kepada ANTARA di Singaraja, Rabu.
Kabupaten Buleleng menjadi salah satu wilayah penyebaran ulat bulu yang menghabiskan beberapa jenis pohon komoditas pertanian. Pertama kali, hama ini ditemukan menyerang tanaman di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Di Kabupaten Buleleng, kata Suhardi, penyebaran ulat bulu ini belum pada tahap yang membahayakan kesehatan manusia. "Tetapi kita jangan lengah. Justru pada saat masih dini seperti inilah kita harus bekerja sama untuk menanggulangi dan melakukan antisipasi bersama dengan rekan-rekan dari instansi terkait," katanya.
Petigas-petugas di pos-pos pemantauan ulat bulu, katanya, telah diinstruksikan untuk mendokumentasikan kualitas serangan dan data luasan serangan. Selain itu ulat bulu yang menyerang itu difoto dan diambil contohnya untuk kemudian diteruskan ke Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.
"Tujuannya untuk diketahui jenis ulat bulu dan langkah antisipasi yang bisa diambil, selain diketahui apakah ulat itu disebarkan dari daerah lain," katanya.
Menurut dia, penyebaran ulat bulu di kabupaten yang memiliki garis pantai terpanjang di Provinsi Bali itu dilaporkan terjadi pada beberapa pohon di Kecamatan Kota Singaraja, Kecamatan Sawan, Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Kubutambahan.
"Kecamatan Banjar yang berada di antara Kecamatan Seririt dan Kecamatan Kota Singaraja, yang sama-sama ada di kawasan pesisir, justru terlewatkan dari serangan ulat bulu ini," katanya.
Di Dusun Tegallenga, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, terdapat beberapa pohon mangga yang kulit batangnya dipenuhi kerumunan ulat bulu berwarna kecoklatan. Ulat-ulat bulu itu tidak memakan bagian lain pohon mangga yang diserang, melainkan hanya kulit batang di pangkal perakaran hingga ketinggian sekitar pinggang manusia dewasa.
Kabupaten Buleleng memiliki memiliki sembilan kecamatan, dan kecamatan-kecamatan yang tidak dilaporkan diserang ulat bulu adalah Sukasada, Tejakula, Busungbiu, dan Banjar.
Secara terpisah, Komandan Kodim 1617/Karangasem, Letkol (Inf) Aksan, dari Amlapura, menyatakan, di wilayahnya belum ada laporan terdapat pohon pertanian yang diserang ulat bulu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011