Nusa Dua (Antara Bali) - Jenazah Ida Pedanda Gde Ketut Bebali Tianyar Arimbawa (73), seorang tokoh Hindu yang sangat berpengaruh dalam membawa pembaharuan beragama sekaligus pemikir reformatif dikremasi di Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.

Mantan Ketua Sabha Pandita (Dharma Adhyaksa) Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat selama tiga periode (2001-2006, 2006-2011, 2011-2016) dan President World Summit itu menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan intensif akibat penyakit komplikasi di RSUP Sanglah Denpasar, Senin (27/2).

Acara kremasi tersebut dihadiri Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Drs. I Ketut Widnya , M.Phil. Phd, Wakil Gubenur Bali, Ketut Sudikerta, Ketua PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya, tokoh umat dan masyarakat setempat.

Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Ketut Widnya mengajak umat Hindu, khususnya di Bali untuk berbahagia atas berpulangnya Ida Pedanda Gede Ketut Tianyar Sebali.

Hal itu sebagai upaya untuk belajar melepas ikatan duniawi serta mampu menghambat proses lepasnya sang roh yang agung almarhum Ida Pedanda Gede Ketut Tianyar Sebali.

Untuk itu diharapkan umat Hindu semestinya berbahagia dan berbangga terhadap sikap yang diajarkan almarhum kepada umat untuk hidup sederhana dan bersahaja.

Dirjen Ketut Widnya menilai, sosok almarhum Ida Pedanda Gede Ketut Tianyar Sebali mampu memberikan contoh kesederhanaan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

"Beliau selalu berpenampilan sederhana, memiliki pemikiran yang tinggi dengan hidup vegetarian dan sangat mencintai Pulau Bali maupun umat Hindu secara universal," ujar Prof Ketut Widnya.

Selain itu, ajarannya menganjurkan untuk meninggalkan tradisi-tradisi umat Hindu di Bali yang tidak baik seperti berjudi.

Sementara Wakil Gubenur Bali, Ketut Sudikerta menambahkan, pihak memberikan apresiasi dan penghargaan kepada almarhum Ida Pedanda Gde Ketut sebali Tianyar Arimbawa karena telah mengabdi kepada umat Hindu Bali dan Indonesia dalam mewujudkan kerukunan dan perdamaian.

Selain itu melaksanakan reformasi terhadap menjadi seorang sulinggih maupun dalam setiap tata cara yadnya. Dengan hal tersebut, almarhum mampu menjadi contoh bagi umat dalam melakasanakan pengabdian (swadharma) masing-masing dalam membangun kemajuan umat manusia, ujar Wagub Ketut Sudikerta. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Wayan Artaya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017