Denpasar (Antara Bali) - Puluhan sopir ojek berbasis "on line" yang tergabung dalam Forum Driver Go-Jek Bali melakukan aksi damai di depan kantor perwakilan Go-Jek di Jalan Teuku Umar, Denpasar, Senin.
Para sopir dengan mengenakan pakaian khas jaket berwarna hijau membentangkan spanduk sambil berorasi di depan kantor perwakilan PT. Gojek Indonesia (GI).
Koordinator sopir Go-Jek, Putu Gede Mahendra mengatakan bahwa para sopir menuntut agar PT Gojek Indonesia segera memperbaiki aplikasi gojek yang sering mengalami error.
"Mulai memaksimalkan marketing kepada konsumen potensial, sebagai contoh awal bisa membuat booth atau outlet di area terkumpulnya konsumen seperti mall, sekolah dan terminal," ujarnya.
Selanjutnya pihaknya juga menuntut Gojek secara serius membranding sebagai produk anak bangsa, tidak hanya menyematkan bendera merah putih pada jaket mitra, tetapi juga dapat memulai membuat program pelatihan peningkatan mutu dan menejemen bagi mitra Gojek yang masih dalam ketegori usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Putu Gede Mahendra menilai bahwa memang menjadi tanggung jawab seluruh pihak, tidak hanya PT Gojek Indonesia tetapi juga mitra Gojek dalam membesarkan perusahaan.
"Dengan demikian, sudah waktunya PT. GI membuka ruang diskusi sebagai ajang saran dan masuka kedua pihak sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan dalam upaya membesarkan perusahaan," ujarnya.
Menurut dia, sudah lebih dari dua tahun perusahaan PT GI membuka cabang di Bali yang janji awalnya pada saat perekrutan akan memberikan kesejahteraan bagi mitra kerjanya, tetapi semakin tua usia perusahaan justru semakin jauh janji-janji kesejahteraan bagi mitranya dapat terealisasi.
Banyak peraturan baru yang dibuat perusahaan dengan harapan memperbanyak pesanan, namun yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan harapan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Para sopir dengan mengenakan pakaian khas jaket berwarna hijau membentangkan spanduk sambil berorasi di depan kantor perwakilan PT. Gojek Indonesia (GI).
Koordinator sopir Go-Jek, Putu Gede Mahendra mengatakan bahwa para sopir menuntut agar PT Gojek Indonesia segera memperbaiki aplikasi gojek yang sering mengalami error.
"Mulai memaksimalkan marketing kepada konsumen potensial, sebagai contoh awal bisa membuat booth atau outlet di area terkumpulnya konsumen seperti mall, sekolah dan terminal," ujarnya.
Selanjutnya pihaknya juga menuntut Gojek secara serius membranding sebagai produk anak bangsa, tidak hanya menyematkan bendera merah putih pada jaket mitra, tetapi juga dapat memulai membuat program pelatihan peningkatan mutu dan menejemen bagi mitra Gojek yang masih dalam ketegori usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Putu Gede Mahendra menilai bahwa memang menjadi tanggung jawab seluruh pihak, tidak hanya PT Gojek Indonesia tetapi juga mitra Gojek dalam membesarkan perusahaan.
"Dengan demikian, sudah waktunya PT. GI membuka ruang diskusi sebagai ajang saran dan masuka kedua pihak sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan dalam upaya membesarkan perusahaan," ujarnya.
Menurut dia, sudah lebih dari dua tahun perusahaan PT GI membuka cabang di Bali yang janji awalnya pada saat perekrutan akan memberikan kesejahteraan bagi mitra kerjanya, tetapi semakin tua usia perusahaan justru semakin jauh janji-janji kesejahteraan bagi mitranya dapat terealisasi.
Banyak peraturan baru yang dibuat perusahaan dengan harapan memperbanyak pesanan, namun yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan harapan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017