Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar menyelenggarakan sekolah pasar yang digelar di Pasar Agung, Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur diikuti dari perwakilan lima pasar tradisional di kota setempat.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty di Denpasar, Selasa mengatakan tujuan diselenggarakan sekolah pasar tersebut dalam upaya memberi pemahaman dalam pelayanan kepada konsumen.
Ia mengatakan dengan diadakannya sekolah pasar ini diharapkan mampu menjadi media pengembangan ilmu pengetahuan tentang pemahaman pasar rakyat yang ramah, segar dan terpercaya sebagai sinergi program pemerintah pusat dengan Pemerintah Kota Denpasar di dalam menciptakan pasar yang layak dan sehat.
"Perilaku hidup bersih serta kenyamanan pembeli di dalam pasar menjadi modal penting dalam memajukan sebuah pasar tradisional di tengah serbuan pasar modern saat ini," katanya.
Ia mengatakan tujuan diadakan sekolah pasar merupakan ide Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakilnya IGN Jaya Negara. Selain itu juga program melakukan revitalisasi pasar tradisional ke arah yang lebih baik.
"Revitalisasi pasar tradisional di Kota Denpasar tidak saja merubah fisik pasar, melainkan diharapkan mampu merubah pola pikir pengelola pasar dan pedagang di dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Sekolah pasar tersebut sejalan dengan program yang dicanangkan pemkot," ujarnya.
Ayu Laxmy lebih lanjut mengatakan sekolah pasar itu diharapkan nantinya memberikan pemahaman kepada pedagang. Sekolah pasar ini juga dibentuk sebagai wahana belajar bersama, bertukar pikiran serta sebagai tempat persamaan gagasan inovasi dan pemajuan pasar rakyat ke depan.
"Para instruktur memberikan teori serta teknik komunikasi yang baik, ini juga momentum yang bagi pedagang dalam mendapatkan informasi dan bertukar pikiran," ujarnya.
Ia mengatakan tema yang diangkat dalam sekolah pasar itu adalah "Jaga Pasar Kita". Kegiatan yang menghadirkan Instruktur Tim Pendampingan Pasar dari Ikatan Sarjana Ekonomi yakni Luh Kadek Budi Martini SE diikuti 40 peserta yang terbagi dari lima pasar tradisional yaitu Pasar Serangan, Tamba, Yadnya, Ketapean dan Pasar Sanglah yang masing-masing menghadirkan delapan orang pedagang.
Sementra Kadek Budi Martini mengatakan acara tersebut merupakan kegiatan kelas tahap ketiga yang menghadirkan 40 peserta dari lima pasar rakyat di Kota Denpasar. Setelah kelas tahap satu dan dua dilaksanakan tahun lalu, kali ini diberikan materi seperti cara pengelolaan usaha pedagang, strategi penjualan, teknik komunikasi serta transaksi yang jujur, promosi, serta keterbukaan pola pikir pedagang menjadi pedagang yang ramah, segar dan terpercaya.
Dalam sekolah pasar juga diberikan materi tambahan yang dilaksanakan Bank Indonesia Perwakilan Bali seperti sosialisasi uang rupiah edar tahun 2016, mengenal pecahan mata uang baru dan cara mengetahui uang palsu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty di Denpasar, Selasa mengatakan tujuan diselenggarakan sekolah pasar tersebut dalam upaya memberi pemahaman dalam pelayanan kepada konsumen.
Ia mengatakan dengan diadakannya sekolah pasar ini diharapkan mampu menjadi media pengembangan ilmu pengetahuan tentang pemahaman pasar rakyat yang ramah, segar dan terpercaya sebagai sinergi program pemerintah pusat dengan Pemerintah Kota Denpasar di dalam menciptakan pasar yang layak dan sehat.
"Perilaku hidup bersih serta kenyamanan pembeli di dalam pasar menjadi modal penting dalam memajukan sebuah pasar tradisional di tengah serbuan pasar modern saat ini," katanya.
Ia mengatakan tujuan diadakan sekolah pasar merupakan ide Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakilnya IGN Jaya Negara. Selain itu juga program melakukan revitalisasi pasar tradisional ke arah yang lebih baik.
"Revitalisasi pasar tradisional di Kota Denpasar tidak saja merubah fisik pasar, melainkan diharapkan mampu merubah pola pikir pengelola pasar dan pedagang di dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Sekolah pasar tersebut sejalan dengan program yang dicanangkan pemkot," ujarnya.
Ayu Laxmy lebih lanjut mengatakan sekolah pasar itu diharapkan nantinya memberikan pemahaman kepada pedagang. Sekolah pasar ini juga dibentuk sebagai wahana belajar bersama, bertukar pikiran serta sebagai tempat persamaan gagasan inovasi dan pemajuan pasar rakyat ke depan.
"Para instruktur memberikan teori serta teknik komunikasi yang baik, ini juga momentum yang bagi pedagang dalam mendapatkan informasi dan bertukar pikiran," ujarnya.
Ia mengatakan tema yang diangkat dalam sekolah pasar itu adalah "Jaga Pasar Kita". Kegiatan yang menghadirkan Instruktur Tim Pendampingan Pasar dari Ikatan Sarjana Ekonomi yakni Luh Kadek Budi Martini SE diikuti 40 peserta yang terbagi dari lima pasar tradisional yaitu Pasar Serangan, Tamba, Yadnya, Ketapean dan Pasar Sanglah yang masing-masing menghadirkan delapan orang pedagang.
Sementra Kadek Budi Martini mengatakan acara tersebut merupakan kegiatan kelas tahap ketiga yang menghadirkan 40 peserta dari lima pasar rakyat di Kota Denpasar. Setelah kelas tahap satu dan dua dilaksanakan tahun lalu, kali ini diberikan materi seperti cara pengelolaan usaha pedagang, strategi penjualan, teknik komunikasi serta transaksi yang jujur, promosi, serta keterbukaan pola pikir pedagang menjadi pedagang yang ramah, segar dan terpercaya.
Dalam sekolah pasar juga diberikan materi tambahan yang dilaksanakan Bank Indonesia Perwakilan Bali seperti sosialisasi uang rupiah edar tahun 2016, mengenal pecahan mata uang baru dan cara mengetahui uang palsu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017