Singaraja (Antara Bali) - Masyarakat Desa Galungan, Kabupaten Buleleng, Bali, merasa terbantu dengan dibuatnya jembatan darurat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) daerah itu sehingga warga dapat beraktifitas dengan lancar.

"Jika tidak ada jembatan darurat, warga harus memutar jalan sekitar tujuh kilometer itupun dengan akses jalan kaki," kata Sekretaris Desa Galungan, Gede Sujana, Sabtu.

Ia mengatakan, musibah banjir bandang mengakibat 15 rumah hancur dan 27 rusak berat dan ringan. Bukan hanya itu saja, musibah sempat mengakibatkan 200 kepala keluarga (KK) sempat terisolir karena jalan terputus.

Jembatan, kata dia, dibuat dari besi dan kayu sehingga diharapkan dapat bertahan lama karena merupakan satu-satunya falisitas jalan menuju desa-desa lain di wilayah itu.

"Jembatan dari BPBD bersama dengan warga masyarakat dibantu warga sekitar desa juga. Sehingga akses jalan pun sudah cukup memadai dan akses warga lancar," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan warga yang rumahnya rusak kini masih mengungsi ke rumah-rumah tetangga sekitar. "Warga masih bertahap mengungsi dan masih mengandalkan bantuan dari pemerintah," terangnya.

Sujana juga mengungkapkan, akibat bencana banjir bandang juga mengakibatkan areal perkebunan warga banyak yang rusak akibat terbawa arus banjir dan material seperti batu dan kayu.

"Puluhan hektare areal perkebunan rusak karena memang derasnya banjir bandang. Bahkan, batu-batu besar juga ikut menyapu areal perkebunan. Kebun masih banyak juga tertutup lumpur," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017