Singaraja (Antara Bali) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng, Bali, membantah isu tingkat golongan putih (golput) tinggi akibat kurangnya sosialisasi pelaksanaan Pilkada kepada masyarakat.

"Tidak benar golput tinggi akibat kurang sosialisasi. KPU hingga tingkat desa paling bawah sudah sangat gencar melakukan sosialisasi," kata Anggota yang membidangi Sosialisasi KPU Buleleng, Gede Sutrawan, Sabtu.

Ia mengatakan, KPU sudah sangat optimal menyosialisasikan Pilkada dengan tatap muka langsung, melalui website, ataupun dengan berbagai jenis pagelaran seni budaya.

Bukan hanya itu saja, Sutrawan juga menegaskan bahwa sosialisasi gencar dilakukan menyasar semua kalangan termasuk kalangan disabilitas yang memang memiliki keterbatasan.

"Beberapa faktor juga berpengaruh seperti data ganda, orang yang diberikan C6 tidak ada diketemui dan juga masalah klasik yakni banyak masyarakat bekerja merantau ke luar daerah," papar dia.

Meskipun demikian, KPU kedepan akan melakukan evaluasi terhadap minimnya pemilih yang menyalurkan haknya pada Pilkada satu-satunya di Pulau Dewata tersebut.

"Kami akan evaluasi sehingga merupakan kajian bersama sama. Kami rencana juga akan melibatkan akademisi sehingga ada formula kedepan meningkatkan jumlah pemilih," terangnya.

Sementara itu, berdasarkan scan data formulir C1 dari website KPU RI tercatat tingkat golput Pilkada Buleleng mencapai angka 261.576 pemilih atau sekitar 44,9 persen dari total daftar pemilih tetap mencapai 582.971 orang. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017