Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya melestarikan kebudayaan Bali tidak terbatas pada kesenian, tetapi juga berkaitan dengan sarana upacara ritual keagamaan, seperti "Membuat Banten Perani dan Sate Renteng".

"Kebudayaan Bali tidak terbatas pada kesenian saja, tetapi masih banyak yang dilestarikan yang berkaitan dengan budaya ritual keagamaan, seperti `membuat banten perani dan sate renteng`," kata Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di sela menghadiri lomba membuat `Banten Perani` dan `Sate Renteng` di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan budaya "Ngelawar, membuat Banten Perani dan Sate Renteng" tersebut mengandung sebuah kebersamaan dalam tim, sehingga setiap pelaksanaan HUT Kota Denpasar menjadi agenda rutin pelaksanaan lomba itu.

"Ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemkot Denpasar dalam melestarikan seni budaya warisan leluhur agar tetap lestari," ujarnya.

Secara terpisah, Plt. Kadisbud Kota Denpasar, Ni Nyoman Sujati, mengatakan lomba diikuti siswa SMA/SMK dan sekaa teruna se-Kota Denpasar.

Hal tersebut bertujuan peningkatan pengelolaan aset warisan budaya memberikan pengetahuan sejak dini kepada generasi muda tentang proses pembuatan "Lawar, Banten Perani, dan Sate Renteng" yang nantinya juga bisa mereka jadikan bekal ilmu bermasyarakat secara adat.

Selain itu, kata dia, lomba-lomba tersebut juga untuk meningkatkan kreativitas dan kesadaran menjaga budaya warisan leluhur.

Para juri terdiri dari konsultan seni, budayawan, akademisi seni dan tokoh masyarakat adat telah memberikan berbagai macam kriteria dalam lomba tersebut, seperti penggunaan bahan-bahan organik dalam proses pembuatan "Lawar, Banten Perani dan Sate Renteng".

Juara I Lomba "Sate Renteng dan Banten Perani" diraih SMAN 4 Denpasar, Juara I Lomba "Ngelawar" terbaik diraih siswa SMA Taman Pendidikan 45 Denpasar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017