Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 95 mahasiswa Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifar) yang bernaung di bawah Yayasan Farmasi Semarang, Jawa Tengah, melakukan studi banding obat herbal ke "Pak Oles Green School" (POGS) Waribang, Denpasar, Bali.

Rombongan mahasiswa semester IV dan VI yang diantar dosen pembimbingnya itu diterima oleh Kepala POGS, Koentjoro Adijanto, di Denpasar, Jumat.

POGS Waribang merupakan aplikasi program ilmiah produk Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer Bali.

"Ini Merupakan kunjungan mahasiswa untuk menunjang materi yang selama ini telah mereka dapat dalam kelas. Dengan melihat berbagai jenis tanaman obat yang merupakan bahan dasar memproduksi obat herbal

dengan harapan pengetahuan mereka lebih lengkap," kata salah seorang dosen pembimbing Barry Anggoro M.Si, Apt.

Selain mendapat informasi terkait produk Industri Obat Tradisional (IOT) PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT), mahasiswa diharapkan bisa mengikuti jejak Pak Oles menjadi seorang pengusaha obat herbal.

"Industri Obat Tradisional Pak Oles selama ini menerapkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Benar (CPOTB) dan satu-satunya di Bali. Jadi, dengan kunjungan ini, kami mengharapkan dari yang mampu mengikuti jejak Pak Oles," kata Barry Anggoro.

Rombongan mahasiswa selama di POGS mengamati dan mencatat berbagai jenis tanaman obat serta membeli berbagai jenis obat tradisional.

Barry yakin para mahasiswa STIFAR Semarang bisa menjadi seorang yang eksis dan sukses dalam produk herbal, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan rempah-rempah.

"Di Semarang, pemerintah sedang gencar-gencarnya mengintensifkan penanaman bahan obat herbal. Salah satunya dengan tanaman obat keluarga (toga) di setiap pekarangan rumah. Dengan dukungan pemerintah bisa menjadi semangat bagi masyarakat, khususnya mahasiswa farmasi, untuk membuat produk herbal," ujar Barry Anggoro.

Kepada rombongan mahasiswa tersebut, Koentjoro Adijanto, menjelaskan perjalanan panjang PT. KPOT yang berawal dari tahun 2007 saat pabrik Ramuan Pak Oles didirikan pertama di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali.

Awalnya, hanya sebagai industri rumah tangga yang memproduksi satu jenis yakni Minyak Oles Bokashi, kemudian tahun 2000 berkembang menjadi Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT).

Seiring dengan aturan pemerintah, perusahaan yang bergerak bidang pengembangan tanaman herbal itu berkembang menjadi Industri Obat Tradisional (IOT) PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) sesuai standar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017