Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar terus berupaya melayani pelanggan sejak terjadinya banjir bandang di Sungai Ayung yang menyebabkan penghentian sementara produksi karena kekeruhan air baku diambang batas normal.
"Kami terpaksa menghentikan produksi, karena air baku bersumber dari Sungai Ayung tingkat kekeruhan mencapai 30.000 Nephelometric Turbidity Unit (NTU), sehingga kami tidak bisa megolah," kata Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Ida Bagus Gede Arsana, di sela memantau air baku di sungai Ayung, di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan penghentian produksi sejak pekan lalu, karena bahan baku air Sungai Ayung tersebut sangat keruh, begitu juga alur pengelolaan dipenuhi pasir dan batang kayu, sehingga harus dibersihkan petugas terlebih dahulu.
"Petugas kami sekarang sedang melakukan pembersihan, mudah-mudahan mulai hari ini distribusi air ke pelanggan bisa berjalan normal. Kami berharap tidak terjadi lagi hujan disertai banjir bandang," kata Arsana didampingi Direktur Teknis Putu Yasa dan Direktur Administrasi Umum dan Ekonomi Ni Putu Sri Utami.
Menurut Arsana, pihaknya sudah berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan dengan mengerahkan mobil tangki, baik dari PDAM sebanyak lima unit, BPBD satu unit dan PMI satu unit.
"Jadi mobil tangki ini bergerak untuk melayani air minum keliling wilayah Denpasar. Dari jumlah mobil tersebut bergerak lima kali membawa air ke masyarakat. Langkah ini dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan warga, walau belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka. Paling tidak untuk memasak dan mandi," ujarnya.
Ia menjelaskan dengan musibah alam tersebut tentu pihak PDAM rugi sebab tidak bisa memproduksi air, terutama di instalasi pengolahan air (IPA) di Blusung, Desa Peguyangan dan di Waribang Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
"Oleh karena itu kami minta maaf kepada warga masyarakat Denpasar belum mampu secara maksimal memenuhi kebutuhan air minum yang diharapkan. Namun demikian kami minta kepada warga memaklumi kondisi tersebut," ucapnya.
Arsana lebih lanjut mengatakan kondisi ini karena pengaruh alam, karena itu pegawai dan pimpinan direksi terus memantau kondisi air baku tersebut di IPA Blusung.
"Kami terus berusaha melayani air dengan mengerahkan mobil tangki kepada masyarakat. Kami memahami kondisi di masyarakat jika kebutuhan air sangat terbatas. Karena itu saya minta maaf kepada warga Kota Denpasar," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami terpaksa menghentikan produksi, karena air baku bersumber dari Sungai Ayung tingkat kekeruhan mencapai 30.000 Nephelometric Turbidity Unit (NTU), sehingga kami tidak bisa megolah," kata Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Ida Bagus Gede Arsana, di sela memantau air baku di sungai Ayung, di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan penghentian produksi sejak pekan lalu, karena bahan baku air Sungai Ayung tersebut sangat keruh, begitu juga alur pengelolaan dipenuhi pasir dan batang kayu, sehingga harus dibersihkan petugas terlebih dahulu.
"Petugas kami sekarang sedang melakukan pembersihan, mudah-mudahan mulai hari ini distribusi air ke pelanggan bisa berjalan normal. Kami berharap tidak terjadi lagi hujan disertai banjir bandang," kata Arsana didampingi Direktur Teknis Putu Yasa dan Direktur Administrasi Umum dan Ekonomi Ni Putu Sri Utami.
Menurut Arsana, pihaknya sudah berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan dengan mengerahkan mobil tangki, baik dari PDAM sebanyak lima unit, BPBD satu unit dan PMI satu unit.
"Jadi mobil tangki ini bergerak untuk melayani air minum keliling wilayah Denpasar. Dari jumlah mobil tersebut bergerak lima kali membawa air ke masyarakat. Langkah ini dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan warga, walau belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka. Paling tidak untuk memasak dan mandi," ujarnya.
Ia menjelaskan dengan musibah alam tersebut tentu pihak PDAM rugi sebab tidak bisa memproduksi air, terutama di instalasi pengolahan air (IPA) di Blusung, Desa Peguyangan dan di Waribang Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur.
"Oleh karena itu kami minta maaf kepada warga masyarakat Denpasar belum mampu secara maksimal memenuhi kebutuhan air minum yang diharapkan. Namun demikian kami minta kepada warga memaklumi kondisi tersebut," ucapnya.
Arsana lebih lanjut mengatakan kondisi ini karena pengaruh alam, karena itu pegawai dan pimpinan direksi terus memantau kondisi air baku tersebut di IPA Blusung.
"Kami terus berusaha melayani air dengan mengerahkan mobil tangki kepada masyarakat. Kami memahami kondisi di masyarakat jika kebutuhan air sangat terbatas. Karena itu saya minta maaf kepada warga Kota Denpasar," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017