Wellington (Antara Bali) - Peneliti dari Selandia Baru pada Selasa menyatakan mereka telah membuktikan ketidak-benaran dari kepercayaan luas bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang bagus buat kesehatan manusia.

Para peneliti dari College of Health, Massey University, mendapati bahwa di kalangan lebih dari 2.900 warga negara Selandia Baru yang berusia lanjut, dengan rata-rata usia 65 tahun, sebanyak 45 persen lelaki mengkonsumsi minuman beralkohol setiap hari sedangkan kurang dari 25 perempuan minum minuman beralkohol setiap hari.

"Kami mulanya mendapati bahwa perempuan dan lelaki yang berusia tua dan mengkonsumsi satu atau dua porsi setiap hari, dan menganggap orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah sedang, melaporkan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol atau orang yang minum lebih banyak," kata pemimpin studi itu Dr. Andy Towers di dalam satu pernyataan.

"Namun, kami juga mendapati bahwa orang yang minum dalam jumlah sedang ini memiliki status ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak minum atau orang yang minum jauh lebih banyak. Ini membuat sulit untuk menyimpulkan apakah kesehatan yang bagus disebabkan oleh mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedang atau status sosial-ekonomi yang lebih baik," katanya.

Ketika para peneliti mempertimbangkan status sosial-ekonomi warga negara Selandia Baru yang berusia tua di dalam analisis mereka, mereka mendapati setiap hubungan antara mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedang dan kesehatan sangat kurang buat perempuan dan hilang sama sekali untuk pria, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.

"Ini adalah salah satu studi pertama di dunia yang meneliti apakah manfaat kesehatan dari minum minuman alkohol ada pada orang dewasa yang berusia lanjut. Hasil kami mendukung satu lembaga penelitian internasional yang berkembang dan memperlihatkan ada sedikit bukti mengenai manfaat kesehatan dari konsumsi alkohol pada orang yang berusia muda atau lebih tua, yang tak bisa dijelaskan oleh faktor gaya hidup," kata Towers.

"Pada kenyataannya, penelitian kami menunjukkan bahwa kesehatan orang dewasa yang berusia lanjut tidak mencerminkan berapa banyak mereka minum; itu mencerminkan siapa yang minum. Peminum dalam jumlah sedang cenderung lebih kaya dengan gaya hidup yang mendorong kesehatan yang baik, jadi itu kelihatannya ada hubungan antara pola mereka minum dan status kesehatan mereka," katanya.

"Mengingat peminum yang lebih tua lebih memiliki resiko bahaya yang berkaitan dengan alkohol dibandingkan dengan peminum muda, ini adalah temuan penting. Jika alkohol tak memberi manfaat kesehatan buat orang dewasa yang berusia lanjut, maka seberapa banyak kah konsumsi alkohol yang terlalu banyak buat orang dewasa yang berusia lanjut?" (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017