Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia menargetkan 65.000 tenaga kerja di sektor kepariwisataan sudah memiliki sertifikat profesi pada tahun ini agar siap bersaing dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kami optimistis target ini dapat terealisasi karena berkaca pada tahun 2016 yang mencapai 35.150 tenaga kerja yang sudah tersertifikasi profesi dari target awal 35.000 orang," kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan dari Kementerian Pariwisata Dr Wisnu Bawa Tarunajaya di Denpasar, Sabtu.
Untuk merealisasi target, pihaknya melakukan uji kompetensi kepada tenaga kerja yang bergerak di sektor industri pariwisata sebanyak 27.000 orang; perguruan tinggi pariwisata se-Indonesia sebanyak 8.000 orang; sekolah menengah kejuruan sebanyak 20.000 orang.
Untuk perguruan tinggi pariwisata yang memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) satu, pihaknya memberi kesempatan untuk mengikuti sertifikasi sebanyak 10.000 orang.
Untuk perguruan tinggi pariwisata di Indonesia yang sudah memiliki LSP ini sekitar 10 kampus dari 120 perguruan tinggi pariwisata yang ada di Tanah Air.
"Kami ingin mendorong PT Pariwisata yang belum memiliki LSP juga dapat meningkatkan kualitas dari mahasiswa itu sendiri," ujarnya.
Khusus di Bali, kata dia, PT Pariwisata yang sudah memiliki LSP, yakni STP Bali Nusa Dua, STPBI Denpasar, Dianapura, Mapindo, dan LPK yang ada di Bali.
Sementara itu, Ketua STPBI Denpasar I.G.M. Sudjana mengatakan bahwa penyertifikatan profesi ini akan menambah nilai tawar para tenaga pariwisata yang hendak bekerja di industri pariwisata di dalam dan luar negeri.
"Upaya ini harus kita dukung agar dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini agar para tenaga pariwisata betul-betul lebih profesional sesuai dengan kualifikasinya," ujarnya.
Peran LSP dalam upaya itu, kata dia, juga harus betul-betul murni dalam melakukan seleksi saat melakukan tes untuk memperoleh sertifikat profesi itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami optimistis target ini dapat terealisasi karena berkaca pada tahun 2016 yang mencapai 35.150 tenaga kerja yang sudah tersertifikasi profesi dari target awal 35.000 orang," kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan dari Kementerian Pariwisata Dr Wisnu Bawa Tarunajaya di Denpasar, Sabtu.
Untuk merealisasi target, pihaknya melakukan uji kompetensi kepada tenaga kerja yang bergerak di sektor industri pariwisata sebanyak 27.000 orang; perguruan tinggi pariwisata se-Indonesia sebanyak 8.000 orang; sekolah menengah kejuruan sebanyak 20.000 orang.
Untuk perguruan tinggi pariwisata yang memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP) satu, pihaknya memberi kesempatan untuk mengikuti sertifikasi sebanyak 10.000 orang.
Untuk perguruan tinggi pariwisata di Indonesia yang sudah memiliki LSP ini sekitar 10 kampus dari 120 perguruan tinggi pariwisata yang ada di Tanah Air.
"Kami ingin mendorong PT Pariwisata yang belum memiliki LSP juga dapat meningkatkan kualitas dari mahasiswa itu sendiri," ujarnya.
Khusus di Bali, kata dia, PT Pariwisata yang sudah memiliki LSP, yakni STP Bali Nusa Dua, STPBI Denpasar, Dianapura, Mapindo, dan LPK yang ada di Bali.
Sementara itu, Ketua STPBI Denpasar I.G.M. Sudjana mengatakan bahwa penyertifikatan profesi ini akan menambah nilai tawar para tenaga pariwisata yang hendak bekerja di industri pariwisata di dalam dan luar negeri.
"Upaya ini harus kita dukung agar dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini agar para tenaga pariwisata betul-betul lebih profesional sesuai dengan kualifikasinya," ujarnya.
Peran LSP dalam upaya itu, kata dia, juga harus betul-betul murni dalam melakukan seleksi saat melakukan tes untuk memperoleh sertifikat profesi itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017