Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia (BI) menilai pemahaman terkait uang palsu bagi masyarakat di Bali sudah jauh lebih baik dibandingkan daerah lainnya di Tanah Air karena edukasi keaslian uang Rupiah yang gencar dilakukan bank sentral itu.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Manajemen Interen, Komunikasi dan Layanan Publik Kantor Perwakilan BI Bali Zulfan Nukman di Denpasar, Rabu, menyebutkan temuan uang palsu di Bali melonjak selama tahun 2016 yakni mencapai 5.594 lembar, sedangkan tahun 2015 mencapai 4.744 lembar.

Melonjaknya temuan uang palsu tersebut, kata dia, menandakan bahwa masyarakat di Pulau Dewata memahami uang palsu yang dilaporkan kepada bank sentral dan aparat berwenang.

"Kami gencar melakukan edukasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah kepada masyarakat. Ini indikasi bahwa masyarakat seperti pedagang dan sebagainya paham terkait uang palsu," katanya.

Zulfan lebih lanjut menjelaskan bahwa selama tahun 2016 temuan uang palsu pada pecahan 100.000 masih mendominasi yakni sebanyak 4.529 lembar disusul pecahan 50.000 (977), 20.000 (68), 10.000 (14) dan 5.000 (6).

Sedangkan tahun 2015 pecahan 100.000 ditemukan sebanyak 4.136 lembar, 50.000 (576), 20.000 (26), 10.000 (3) dan 5.000 (3) dengan total temuan uang palsu mencapai 4.744 lembar.

Zulfan menilai di kota-kota lainnya di Indonesia seperti di Jakarta temuan uang palsu jauh lebih banyak karena di kota-kota besar karena oknum tidak bertanggung jawab memproduksi uang palsu.

"Kalau kami melihat penyebaran uang palsu motifnya bermacam-macam. Di Bali motifnya ekonomi kalau di kota besar mereka memproduksi sehingga itu yang menyebabkan temuannya lebih besar," katanya.

Ia meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai peredaran uang palsu dengan menerapkan metode 3D yakni dilihat, diraba dan diterawang.

Zulfan menuturkan bahwa uang NKRI emisi terbaru memiliki fitur keamanan yang lebih canggih dan rumit sehingga diharapkan tidak mudah dipalsukan.

Fitur pengamanan uang baru itu di antaranya seperti tanda air, gambar ornamen khas budaya daerah, benang pengaman yang terdapat pada bahan uang.

Selain itu juga tanda teknik cetak di antaranya seperti rectoverso atau gambar saling isi, gambar tersembunyi multiwarna, gambar tersembunyi, kode untuk tuna netra, warna yang dapat berubah jika dilihat dengan sudut pandang berbeda serta tulisan yang sangat kecil. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017