Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum Badan Pembudayaan Kejuangan (BPK) Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan-45 Provinsi Bali Prof Dr I Wayan Windia mengatakan Indonesia suatu saat nanti akan bisa dipimpin oleh sebuah Generasi Baru Indonesia (GBI) atau generasi digital.

"GBI atau generasi digital itu hidup dalam era globalisasi, hidup penuh dengan kompetisi, khususnya untuk mempertahankan eksistensi hidup," kata Prof Windia yang juga guru besar Fakultas Pertanian Unud itu di Denpasar, Rabu.

Masalahnya, generasi baru Indonesia itu nyaris lupa dan tidak mengenal sejarah perjuangan bangsa Indonesia, padahal sejarah bangsa adalah sebuah referensi abadi bagi setiap pemimpin bangsa di masa depan.

"Oleh sebab itu kami berharap agar `api` Monumen Perjuangan Bangsa (MPB) terus dihidupkan. MPB di Desa Dalung, Kabupaten Badung merupakan embrio perjuangan kemerdekaan Indonesia di Bali, karena di sana selalu diadakan rapat-rapat gelap oleh pejuang bawah tanah, untuk membahas perang kemerdekaan di Pulau Dewata," katanya.

Pertemuan yang sangat historis adalah pertemuan para pejuang di Bangsal, tanggal 16 Agustus 1945. "Itu semua adalah kenangan (abadi) dari peranan MPB, yang dalam perannya sebagai kreator perjuangan dalam perang kemerdekaan Indonesia di Bali," katanya.

Dalam era perang kemerdekaan, tidak banyak yang terpanggil untuk ikut terlibat secara sadar dalam kancah perang kemerdekaan itu, karena risikonya yang sangat berat, yakni nyawa sebagai taruhannya.

Sedikit saja pihak penjajah mengetahui keterlibatan seseorang dalam membantu perang kemerdekaan, maka hukumannya sangat berat bahkan bisa dibunuh, ujar Prof Windia.

Ia mengharapkan "api" MPB Dalung itu tetap dijaga, dapat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, agar tetap abadi sepanjang masa.

"Biar sekecil apapun nyala sebuah lilin, akan tetap mampu menerangi kegelapan malam. Pada saatnya nanti, ketika kita mungkin kehilangan masa depan bangsa, karena gelapnya deru dan debu kepentingan kelompok dan golongan, maka MPB harus tetap menjadi pelita bangsa," katanya.

Ia menambahkan MPB akan menjadi sebuah tempat dari mana GBI mencari dan menemukan kembali identitasnya sebagai bangsa, yang dahulu dipertaruhkan dengan tetesan darah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017