Singaraja (Antara Bali) - Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng, Bali, mendorong kalangan tenaga kerja lokal di daerah itu berani bersaing dengan tenaga kerja asing dalam bidang pariwisata dan industri.
"Kami melihat tenaga kerja utamanya dalam sektor pariwisata masih perlu didorong lagi guna meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam bekerja," kata Kepala Disnaker Buleleng, Made Dwi Priyanti Koriawan di Singaraja, Bali, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan pembinaan dan pelatihan tenaga kerja di daerah itu. Pelatihan disusun secara berkala guna melatih "skill" tenaga kerja agar terus berkembang.
Dwi priyanti memberikan contoh dalam bidang pariwisata dimana di beberapa bidang, tenaga kerja lokal asal Buleleng masih perlu mendapatkan pelatihan lebih intensif lagi. Mereka (pekerja lokal) kadang belum memahami tugas yang didapatkan di hotel maupun restoran.
Bukan hanya itu saja, beberapa tenaga kerja lokal masih sering bermasalahan dengan kedisiplinan. Banyak diantaranya sering mendapatkan teguran dari atasan mereka di tempat bekerja.
Di sisi lain, pihaknya terus melaksanakan pengawasan ketat terhadap pekerja asing di daerah itu. Pengawan dilakukan guna melindungi eksistensi pekerja lokal Buleleng.
"Kami pantau terus mereka (pekerja asing). Permasalahan pekerja asing selalu mendapatkan perhatian khusus karena juga mendapatkan sorotan dari pemerintah pusat," demikian Dwi Priyanti.
Dikatakan pula, pihaknya mencatat tenaga kerja asing di daerah itu tercatat sebanyak 26 orang. "Kami mencatat pula jumlah tenaga kerja asing asal Tiongkok terus menurun karena kontraknya sudah habis di PLTU," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami melihat tenaga kerja utamanya dalam sektor pariwisata masih perlu didorong lagi guna meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam bekerja," kata Kepala Disnaker Buleleng, Made Dwi Priyanti Koriawan di Singaraja, Bali, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan pembinaan dan pelatihan tenaga kerja di daerah itu. Pelatihan disusun secara berkala guna melatih "skill" tenaga kerja agar terus berkembang.
Dwi priyanti memberikan contoh dalam bidang pariwisata dimana di beberapa bidang, tenaga kerja lokal asal Buleleng masih perlu mendapatkan pelatihan lebih intensif lagi. Mereka (pekerja lokal) kadang belum memahami tugas yang didapatkan di hotel maupun restoran.
Bukan hanya itu saja, beberapa tenaga kerja lokal masih sering bermasalahan dengan kedisiplinan. Banyak diantaranya sering mendapatkan teguran dari atasan mereka di tempat bekerja.
Di sisi lain, pihaknya terus melaksanakan pengawasan ketat terhadap pekerja asing di daerah itu. Pengawan dilakukan guna melindungi eksistensi pekerja lokal Buleleng.
"Kami pantau terus mereka (pekerja asing). Permasalahan pekerja asing selalu mendapatkan perhatian khusus karena juga mendapatkan sorotan dari pemerintah pusat," demikian Dwi Priyanti.
Dikatakan pula, pihaknya mencatat tenaga kerja asing di daerah itu tercatat sebanyak 26 orang. "Kami mencatat pula jumlah tenaga kerja asing asal Tiongkok terus menurun karena kontraknya sudah habis di PLTU," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017