Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggencarkan sosialisasi baik formal maupun informal terkait uang Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun emisi 2016 untuk menekan isu negatif pascapenerbitan uang baru tersebut.

"Kami ingin menekankan kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu negatif karena BI mencetak uang dengan melalui prosedur ketat," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana di Denpasar, Senin.

Selain melakukan sosialisasi secara formal ke sejumlah instansi pemerintah dan kalangan perbankan, bank sentral itu juga melakukan sosialisasi secara informal salah satunya melalui olahraga bersepeda bersama karyawan bank sentral setempat baru-baru ini.

Dalam olahraga "gowes" yang menempuh jalur Denpasar-Gianyar itu, pria yang akrab disapa CIK itu singgah di beberapa tempat untuk sekaligus mengenalkan uang baru dan meluruskan informasi miring yang berkembang setelah penerbitan uang baru tersebut.

Pihaknya menyasar salah satu warung makan di kawasan Renon, Denpasar yang ramai dikunjungi masyarakat saat pelaksanaan hari bebas kendaraan atau "car free day".

"Ada warga yang masih memiliki persepsi negatif terhadap teknik cetak pengaman rectroverso yang dikaitkan dengan gambar palu arit. Jadi saya jelaskan bahwa itu bukan gambar palu arit tapi itu adalah logo BI yang dicetak dengan teknik pengaman rectroverso, bisa dilihat dari beberapa sisi logo BI," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Causa menjelaskan bahwa teknik cetak pengaman rectroverso sebenarnya sudah lama ada di uang kertas BI sejak tahun 1998 pada pecahan kertas Rp10.000, 20.000 dan 50.000 karena dinilai cukup ampuh untuk menangkal pemalsuan uang.

Causa menegaskan bahwa uang NKRI emisi 2016 tersebut juga masih dicetak oleh Peruri bukan lembaga swasta yang selama ini berkembang di masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, dalam pencetakan uang melalui prosedur dan dilaporkan kepada DPR serta telah diaudit oleh BPK RI dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, instansi terkait dan melalui diskusi panjang termasuk pemilihan gambar pahlawan pada uang baru tersebut.(DWA/ADT)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017