Denpasar (Antara Bali) - Budidaya jamur tiram di wilayah perkotaan dinilai cukup menjajikan karena semakin tingginya permintaan konsumen dan tidak memerlukan tempat yang terlalu luas.

Ni Wayan Purnami Rusadi, salah seorang petani jamur tiram di Kota Denpasar, Senin menjelaskan, pihaknya menggeluti pembudidayaan jamur sejak tahun 2010 dengan luas tempat sekitar 48 meter persegi dan memiliki 5.000 bibit jamur.

Ia mengatakan, dari 5.000 bibit tersebut berhasil memanen 2,5 hingga tiga kg jamur per hari serta bisa meraup omzet mencapai Rp3 hingga Rp4 juta per bulan.

Selain itu, pihaknya juga terus mendapat dukungan dari pemerintah baik dari modal bibit dan ikut serta dalam setiap pameran untuk memperluas pangsa pasar.

Ke depan pihaknya akan terus menularkan bakat pembudidayaan jamur tersebut kepada para muda-mudi di lingkungannya sekaligus menyiapkan wirausaha muda.

"Saat ini saya aktif di beberapa organisasi dan saya terus mendorong teman-teman untuk ikut serta mengembangkan jamur atau usaha lainnya," ujar Ni Wayan Purnami Rusadi.

Selain itu, wanita berusia 25 tahun tersebut juga mengolah jamur menjadi kripik, sosis dan abon disaat puncak produksi jamur. "Memang pada awalnya di musim puncaknya banyak jamur saya terbuang, tapi sekarang sudah saya olah dengan memiliki nilai jual tinggi," ujar Ni Wayan Purnami Rusadi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Wira Suryantala

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017