Denpasar (Antara Bali) - Harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani di Bali sebesar Rp4.310,82 per kilogram pada bulan Desember 2016, merosot 1,17 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat Rp4.361,86 per kilogram.

"Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan juga merosot sebesar 1,27 persen dari Rp4.436,83 menjadi Rp4.380,55/kg," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Kamis.

Meskipun harga gabah di tingkat petani dan penggilingan di Bali merosot, namun berada di atas harga patokan pemerintah (HPP) yang berlaku sejak Mei 2015 untuk tingkat petani sebesar Rp3.700 per kg dan tingkat penggilingan Rp3.750 per kg.

"Hasil pemantauan harga gabah tersebut dilakukan di tujuh kabupaten di Bali yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng," ujar Adi Nugroho.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Ir. Gde Ambara Putra menjelaskan pihaknya berupaya memberi perlindungan kepada petani untuk tetap eksis dengan menjamin untuk membeli gabah dari petani melalui kerja sama dengan pabrik penyosoh beras setempat.

Setiap gabah kering panen yang dihasilkan petani akan mendapatkan kenaikan harga sebesar Rp200 per kilogram jika dijual langsung kepada pabrik penyosohan beras yang ada di Kota Denpasar.

Upaya tersebut sebagai langkah Pemkot Denpasar menyukseskan program "Subak Lestari" sekaligus mewujudkan lahan pertanian berkelanjutan yang digagas Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-IGN Jaya Negara.

Made Sutama seorang petani di pinggiran Kota Denpasar menyambut gembira adanya trobosan baru dengan dinaikkannya harga gabah petani sebesar Rp200 per kg dari harga pasaran jika menjual kepada pengusaha penyosohan beras.

"Kami dari kalangan petani merasa senang dengan adanya perhatian pemerintah menaikkan harga gabah hasil panenan mulai 2017," kata Made Sutama bersama rekannya Nyoman Suda.

Luas tanam padi di Bali pada musim tanam Oktober 2015 hingga September 2016 mengalami peningkatan 1.448 hektare dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Di balik tantangan alih fungsi lahan sawah dari 2014 hingga 2015 berkurang seluas 479 hektare, dengan kerja keras seluruh jajaran pertanian didampingi TNI, Bali, berhasil meningkatkan luas tanam padi tahun 2016.

Dari luas sawah di Bali saat ini, 80.067 hektare, rata-rata dapat ditanami padi 1,82 kali dalam setahun. Belum optimalnya intensitas tanam padi karena terjadi peningkatan luas tanaman non padi di lahan sawah yakni seluas 21.719 hektare. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017