Denpasar (Antara Bali) - Serangkaian dengan upacara "Betara Turun Kabeh" di Pura Besakih, di rumah ibadah LKBN ANTARA Biro Bali di Denpasar pun, Sabtu dilakukan "piodalan" atau ritual temu tahun dengan penuh khidmat untuk mensyukuri kebesaran Tuhan.

Ritual yang diakhiri dengan persembahyangan bersama itu, dipimpin Jro Mangku Pande Made Tastra, pemimpin spiritual Hindu yang khusus didatangkan dari Bujaga, Rendang, Kabupaten Karangasem.

Prosesi ritual tampak diwarnai dengan persembahan aneka buah-buahan, penganan dari ketan, beras dan tepung terigu serta ayam panggang, itik, telur ayam dan lain-lain.

Selain itu, aneka rangkaian janur dan "penjor", yakni untaian sebatang bambu yang berhias dedaunan dan janur ijuk, juga terlihat menghiasi tatanan upacara yang jatuh setahun sekali itu.

I Ketut Sutika, ketua panitia piodalan mengatakan, untuk kepentingan upacara kali ini, pihaknya telah mempersiapkan aneka kepentingan yang diperlukan sejak lebih dari tiga pekan silam.

"Persiapan yang cukup lama adalah membuat rangkaian janur dengan aneka bentuk dan warnanya yang merupakan bagian dari rangakaian ritual," kata wartawan senior itu.

Ditanya mengenai biaya yang dibutuhkan, Sutika mengatakan lebih dari Rp5 juta. "Itu belum termasuk kebutuhan beberapa batang bambu untuk 'sanggah' kelengkapan upacara," katanya.

Kepala Biro ANTARA Bali Tunggul Susilo, tampak hadir di tengah-tengah umat menggelar ritual yang juga ditandai dengan "sapuh-sapuh", yakni pembersihan lingkungan kantor dari "kotoran" secara "niskala" atau rohaniah.

Upacara yang diikuti keluarga besar LKBN ANTARA Biro Bali itu, diakhiri dengan ramah tamah dan santap siang bersama.

Sementara terkait upacara "Betara Turun Kabeh" di Pura Besakih, Karangasem yang puncaknya Sabtu (19/3) siang, diikuti puluhan ribu umat dari berbagai daerah.

Terkait upacara besar tersebut, aktivitas pendakian Gunung Agung dinyatakan ditutup untuk sementara.

Penutupan itu dilakukan pihak panitia karya hingga awal April mendatang, yakni selama upacara tersebut berlangsung di pura yang letaknya di bagian lereng selatan Gunung Agung tersebut.

Gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu, merupakan kawasan yang harus disucikan selama umat Hindu menggelar karya agung di Pura Besakih, yakni pura terbesar di Pulau Dewata.

Sehubungan dengan itu, siapapun tidak dibenarkan melakukan aktivitas pendakian, terkecuali pihak panitia karya yang bertugas untuk mengambil tirta atau air suci yang ada di daerah lereng di dekat wilayah kawah gunung tertinggi di Bali itu.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011