Denpasar (Antara Bali) - Sedikitnya delapan warga Kota Denpasar mendapatkan perawatan intensif, karena terkena petasan saat perayaan malam pergantian tahun 2016 ke tahun 2017.
Dari sembilan korban ledakan petasan itu, sedikitnya dua orang menjalani rawat inap karena mengalami luka serius dan enam orang sudah diperbolehkan pulang oleh petugas medis Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP Sanglah).
"Dari data yang kami terima petugas IGD tadi hanya delapan orang yang masuk IGD akibat terkena petasan," ujar Kepala Sub Bagian Humas RSUP Sanglah, Denpasar, Bali dr Kadek Nariyantha, di Denpasar, Ahad.
Untuk nama-nama pasien yang menjalani perawatan ini, kata Kadek Nariyantha yakni Yosep Herman Lalo berusia 21 tahun, I Wayan Subagia (38), Nyoman Triatmajaya (sembilan tahun), Komang Aditya Putra (11), Wayan LK (lima tahun), Arta Wibawa (empat tahun), Bagus Suryadi (16) dan Ahlan Huda (14).
"Rata-rata korban yang terkena petasan pada bagian tangan," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Antara, jumlah pasien yang menjalani perawatan di IGD RSUP Sanglah akibat terkena petasan untuk malam pergantian tahun saat ini mengalami penurunan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, pada malam pergantian Tahun 2015 tercatat jumlah korban akibat terkena petasan mencapai 15 orang di Denpasar. Dari jumlah korban tersebut, lima diantaranya menjalani perawatan intensif dirumah sakit setempat pada saat itu.
Kemudian, pada malam pergantian Tahun 2016 RSUP Sanglah menerima pasien akibat korban petasan sebanyak sembilan orang pasien.
Namun, untuk malam pergantian tahun 2016 ke tahun 2017 tercatat hanya delapan pasien korban petasan yang menjalani perawatan di RSUP Sanglah.
Saat malam pergantian tahun 2016 ke Tahun 2017, suara ledakan petasan atau kembang api di Kota Denpasar tidak pernah berhenti, meskipun suasana perayaan malam tahun baru diguyur hujan cukup lebat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Dari sembilan korban ledakan petasan itu, sedikitnya dua orang menjalani rawat inap karena mengalami luka serius dan enam orang sudah diperbolehkan pulang oleh petugas medis Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP Sanglah).
"Dari data yang kami terima petugas IGD tadi hanya delapan orang yang masuk IGD akibat terkena petasan," ujar Kepala Sub Bagian Humas RSUP Sanglah, Denpasar, Bali dr Kadek Nariyantha, di Denpasar, Ahad.
Untuk nama-nama pasien yang menjalani perawatan ini, kata Kadek Nariyantha yakni Yosep Herman Lalo berusia 21 tahun, I Wayan Subagia (38), Nyoman Triatmajaya (sembilan tahun), Komang Aditya Putra (11), Wayan LK (lima tahun), Arta Wibawa (empat tahun), Bagus Suryadi (16) dan Ahlan Huda (14).
"Rata-rata korban yang terkena petasan pada bagian tangan," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Antara, jumlah pasien yang menjalani perawatan di IGD RSUP Sanglah akibat terkena petasan untuk malam pergantian tahun saat ini mengalami penurunan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, pada malam pergantian Tahun 2015 tercatat jumlah korban akibat terkena petasan mencapai 15 orang di Denpasar. Dari jumlah korban tersebut, lima diantaranya menjalani perawatan intensif dirumah sakit setempat pada saat itu.
Kemudian, pada malam pergantian Tahun 2016 RSUP Sanglah menerima pasien akibat korban petasan sebanyak sembilan orang pasien.
Namun, untuk malam pergantian tahun 2016 ke tahun 2017 tercatat hanya delapan pasien korban petasan yang menjalani perawatan di RSUP Sanglah.
Saat malam pergantian tahun 2016 ke Tahun 2017, suara ledakan petasan atau kembang api di Kota Denpasar tidak pernah berhenti, meskipun suasana perayaan malam tahun baru diguyur hujan cukup lebat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017