Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 147 anggota Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB) melakukan penanaman dan mendukung kelestarian hutan mangrove seluas 1.373 hektare di Kawasan Hutan Taman Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali selatan.
"Kami melakukan penambahan dan penggantian pohon bakau yang mati hingga mencapai 6.000 pohon," kata Humas FPMB Lanang Sudira di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan rehabilitasi mangrove dengan melakukan pengadaan bibit secara mandiri dan membersihkan sampah plastik di kawasan tersebut.
Pascahujan yang mengguyur Bali, khususnya Kota Denpasar mengakibatkan sampah plastik berserakan di sekitar kawasan hutan bakau yang memanjang di kawasan Denpasar hingga kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Lanang Sudira menjelaskan, tunas pohon bakau yang baru tumbuh harus segera dibersihkan dari sampah plastik agar kelangsungannya tidak terganggu.
"Kawasan hutan bakau, khususnya di Telaga Waja, tempat bintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo pernah menanam pohon bakau kami beri perhatian khusus agar tidak terganggu sampah plastik," ujar Lanang Sudira.
Upaya dan terobosan yang dilakukan Forum Peduli Mangrove Bali mendapat dukungan dar Yayasan Artha Graha Peduli dengan mengadopsi 16 tahun pengalaman merawat dan menjalankan Tambling Wildlife Nature Conservation di Pulau Sumatera.
Kawasan tersebut berlokasi di sebelah selatan Taman Nasional Bukit Barisan yang terdiri atas dari 356.000 hektare hutan hujan tropis dan 21.600 hektare Cagar Alam Laut, ujarnya.
Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali selama ini pengelolaan dinilai cukup karena berhasil mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis tamanan yang tumbuh subur dan lebat, menjadikan kawasan itu sebagai sasaran studi banding para ahli mancanegara.
Selain para ahli yang datang dari sejumlah negara di belahan dunia yang ingin meniru keberhasilan pengembangan hutan bakau, juga datang dari sejumlah daerah di Indonesia.
Bali menjadi proyek percontohan pengembangan hutan bakau, kerjasama Kementerian Kehutanan RI dengan "Japan International Cooperation Agency-JICA" di kawasan mangrove Suwung, Bali Selatan.
Proyek yang dimulai sejak tahun 1993 itu dinilai cukup berhasil mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis tamanan, bahkan beberapa diantaranya mengandung potensi sebagai bahan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit.
Kawasan seluas 1.343 hektare itu ditata sedemikian rupa, dihubungkan dengan jalan setapak, sehingga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat kota Denpasar maupun wisatawan mancanegara.
Masyarakat setempat juga biasa menjadikan kawasan hutan bakau sebagai tempat rekreasi seperti memancing ikan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami melakukan penambahan dan penggantian pohon bakau yang mati hingga mencapai 6.000 pohon," kata Humas FPMB Lanang Sudira di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan rehabilitasi mangrove dengan melakukan pengadaan bibit secara mandiri dan membersihkan sampah plastik di kawasan tersebut.
Pascahujan yang mengguyur Bali, khususnya Kota Denpasar mengakibatkan sampah plastik berserakan di sekitar kawasan hutan bakau yang memanjang di kawasan Denpasar hingga kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Lanang Sudira menjelaskan, tunas pohon bakau yang baru tumbuh harus segera dibersihkan dari sampah plastik agar kelangsungannya tidak terganggu.
"Kawasan hutan bakau, khususnya di Telaga Waja, tempat bintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo pernah menanam pohon bakau kami beri perhatian khusus agar tidak terganggu sampah plastik," ujar Lanang Sudira.
Upaya dan terobosan yang dilakukan Forum Peduli Mangrove Bali mendapat dukungan dar Yayasan Artha Graha Peduli dengan mengadopsi 16 tahun pengalaman merawat dan menjalankan Tambling Wildlife Nature Conservation di Pulau Sumatera.
Kawasan tersebut berlokasi di sebelah selatan Taman Nasional Bukit Barisan yang terdiri atas dari 356.000 hektare hutan hujan tropis dan 21.600 hektare Cagar Alam Laut, ujarnya.
Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali selama ini pengelolaan dinilai cukup karena berhasil mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis tamanan yang tumbuh subur dan lebat, menjadikan kawasan itu sebagai sasaran studi banding para ahli mancanegara.
Selain para ahli yang datang dari sejumlah negara di belahan dunia yang ingin meniru keberhasilan pengembangan hutan bakau, juga datang dari sejumlah daerah di Indonesia.
Bali menjadi proyek percontohan pengembangan hutan bakau, kerjasama Kementerian Kehutanan RI dengan "Japan International Cooperation Agency-JICA" di kawasan mangrove Suwung, Bali Selatan.
Proyek yang dimulai sejak tahun 1993 itu dinilai cukup berhasil mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis tamanan, bahkan beberapa diantaranya mengandung potensi sebagai bahan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit.
Kawasan seluas 1.343 hektare itu ditata sedemikian rupa, dihubungkan dengan jalan setapak, sehingga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat kota Denpasar maupun wisatawan mancanegara.
Masyarakat setempat juga biasa menjadikan kawasan hutan bakau sebagai tempat rekreasi seperti memancing ikan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016