Bupati buka lomba Puputan Klungkung Petanque Cup 3 se-Bali

Pewarta : Rolandus Nampu

Bupati buka lomba Puputan Klungkung Petanque Cup 3 se-Bali

Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika membuka kejuaraan Puputan Klungkung Petanque Cup 3 se-Bali tahun 2024 di GOR Swecapura Gelgel, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (27/4/2024). ANTARA/HO-Humas Pemkab Klungkung

Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika membuka kejuaraan Puputan Klungkung Petanque Cup 3 se-Bali tahun 2024 di GOR Swecapura Gelgel, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu.
 
Nyoman Jendrika saat membuka kejuaraan tersebut menyatakan merasa bangga melihat antusiasme serta semangat yang membara para atlet yang mengikuti lomba ini di tengah semaraknya perayaan HUT Ke-116 Puputan Klungkung.
 
Dia mengatakan olahraga Petanque yang diperlombakan tersebut bukan sekadar permainan, namun sebuah wadah untuk mengapresiasikan semangat juang, keberanian, dan keuletan dalam menghadapi setiap tantangan.
 
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh peserta untuk bertanding dengan semangat yang membara, dengan keberanian yang tiada tara.
 
"Jadikan setiap lemparan bola sebagai ungkapan dari hati yang penuh semangat dan keinginan untuk meraih kemenangan," katanya.
 
Kejuaraan Puputan Klungkung Petanque Cup 3 ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 27-28 April 2024.
 
Adapun tujuan dari kejuaraan ini yaitu memperkenalkan olahraga Petanque kepada masyarakat luas dan meningkatkan minat terhadap olahraga ini.
 
Peserta yang mengikuti lomba tersebut terdaftar sebanyak 243 orang.
 
Adapun perlombaan tersebut dalam rangka memeriahkan peringatan HUT Puputan Klungkung atau perjuangan rakyat Klungkung dalam melawan imperialisme pemerintah kolonial Belanda.
 
Perang atau Puputan Klungkung pecah tahun 1908. Raja Klungkung saat itu, Raja Dewa Agung Jambe II memimpin perlawanan terhadap Belanda.
 
Dalam literatur sejarah Klungkung, disebutkan pada 20 April 1908, pemerintah kolonial Belanda di Batavia mengirimkan pasukan untuk menyerang Kerajaan Klungkung.
 
Setelah diserang selama enam hari, pasukan Belanda dari Batavia berhasil mengepung Istana Samarapura pada 27 April 1908 hingga beberapa tokoh besar Kerajaan Klungkung gugur, seperti Cokorda Gelgel, Dewa Agung Gede Semarabawa, Dewa Agung Muter, dan putra mahkota kerajaan gugur dalam pertempuran.
 
Raja Dewa Agung Jambe yang tidak menerima penyerangan tersebut bersama 3.000 laskarnya menyerang Belanda hingga akhirnya juga gugur pada 28 April 1908.
 
Gugurnya Raja Dewa Agung Jambe II, menandai jatuhnya Kerajaan Klungkung ke pemerintah kolonial Belanda.
 
Setelah kematian raja, Belanda juga membakar istana Klungkung. Pada Oktober 1908, istana tersebut dibangun kembali, namun Klungkung dijadikan daerah swapraja, seperti Gianyar dan Karangasem.
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali