Negara (Antara Bali) - Mantan Wakil Bupati Jembrana I Putu Artha mengatakan bahwa wilayahnya merupakan miniatur Indonesia karena warga dari berbagai etnik dan agama hidup rukun.
"Saya sendiri waktu kecil biasa main di langgar dan bermain dengan teman-teman Muslim. Saya sekolah di sekolah Kristen," katanya kepada ANTARA saat mendatangi penyembelihan kurban di sebuah pesantren di Negara, Rabu.
Ia mengemukakan, kebersamaan umat Hindu dengan Muslim dalam penyembelihan sapi kurban di Pesantren Assiddiqiyah itu merupakan wujud nyata dari rukunnya umat beragama di wilayahnya.
"Saya sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang di dalamnya ada kebersamaan seperti ini," kata Calon Bupati Jembrana yang diusung PDIP berpasangan dengan I Made Kembang Hartawan itu.
Ia memberikan contoh sejumlah wilayah di Jembrana yang warga Muslim dengan Hindu hidup rukun. Bahkan ada wilayah yang kepala desanya dilakukan secara bergantian antara Hindu dengan Islam.
Putu berharap agar ke depan suasana persaudaraan itu terus dipupuk oleh semua masyarakat di wilayah paling barat Pulau Bali tersebut, sehingga pembangunan di wilayah itu bertambah maju.
Bahkan ketika ia melihat ada warga Hindu yang hadir di pesantren itu menggunakan kopiah haji berwarna hitam, Putu mengatakan, umat Hindu lainnya tidak akan mempersoalkan.
"Pemandangan seperti ini sudah biasa. Kalau melihat kopiahnya dikira Muslim, tapi kok menggunakan gelang yang biasa digunakan oleh umat Hindu? Ini sudah biasa, kami yang Hindu tidak mempersoalkan," katanya.
Bahkan, katanya, termasuk perkawinan campuran berbeda agama, masyarakat Jembrana tidak mempersoalkan asal dilakukan secara sah dan keduanya sama-sama suka. ***4***
Putu Artha: Jembrana Miniatur Indonesia
Rabu, 17 November 2010 19:12 WIB