Jakarta (Antara Bali) - Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Tenggara Ridwan
Bae mengatakan mayoritas DPD I dan DPD II Partai Golkar di seluruh
Indonesia menilai Aburizal Bakrie masih dibutuhkan untuk memimpin partai
tersebut untuk periode 2015-2020.
"Dari 500 DPD I dan DPD II,
sebanyak 400 mendukung ARB menjadi Ketua Umum Partai Golkar kembali,"
kata Ridwan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan DPD I
menilai saat Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla demisioner dari Ketua Umum
Golkar, menimbulkan perpecahan di internal. Perpecahan itu, menurut dia,
yang melahirkan partai politik baru sehingga memecah basis suara Partai
Golkar.
"Setelah JK turun lalu muncul Partai Hanura, dan
setelah terpilihnya Pak ARB muncul Partai NasDem. Kami tidak
menginginkan itu (perpecahan) terjadi lagi di internal Golkar," ujarnya.
Dia
mengatakan DPD I menginginkan ARB terus melanjutkan visi dan misinya
yang belum tercapai. Karena menurut dia ada beberapa hal yang belum
dijalankan seperti visi Indonesia Kesejahteraan 2025 dan tidak bisa
berjalan apabila dipimpin ketua umum yang lain.
"Kedua, kami
tidak berharap orang lain naik (menjadi Ketum Golkar) akan ada
persaingan dan melahirkan perpecahan sehingga melemahkan partai,"
katanya.
Alasan ketiga, menurut dia, mayoritas DPD menilai ARB
merupakan sosok yang memiliki kredibilitas baik yang diukur dari
keberadaan Golkar di Koalisi Merah Putih. Dia menilai karena kualitas
ARB di KMP, maka koalisi itu tetap solid sehingga kepribadian ARB yang
dinilai baik.
"Kami memberi ruang kepada Pak ARB di KMP untuk memberikan keseimbangan di koalisi tersebut," ujarnya.
Menurut
dia, tidak ada yang mengatakan kepemimpinan ARB berhasil, namun hal itu
juga terjadi dalam kepemimpinan JK dan Akbar Tanjung. Dia mengatakan
dari sejarah perjalanan Golkar khususnya pascareformasi, setelah ketua
umum demisioner yang dinilai gagal maka memunculkan perpecahan di
internal.
"Ketika kepemimpinan Pak Akbar, di Pilpres Golkar
kalah, namun Pileg menang dan ketika Pak JK suara Golkar turun, padahal
beliau saat itu menjadi wakil presiden. Sementara itu di era Pak ARB,
suara Golkar meningkat, namun jumlah kursi di parlemen berkurang,"
katanya.
Dia mengatakan keinginan DPD itu sudah disampaikan
kepada ARB dan yang bersangkutan bersedia apabila dukungan itu diberikan
secara tulus. Selain itu menurut dia, ARB juga berkomitmen untuk
memajukan kader muda untuk muncul dalam pentas nasional khususnya maju
dalam Pemilu Presiden 2019.
"Kami menilai Pak ARB harus berusaha
membina kader muda menjadi presiden dan beliau setuju untuk menciptakan
kader muda potensial," tegasnya. (WDY)
Golkar: ARB Masih Dibutuhkan Partai
Jumat, 7 November 2014 11:47 WIB
... Kami tidak menginginkan itu (perpecahan) terjadi lagi di internal Golkar,"