Negara (Antara Bali) - Legislator di DPRD Jembrana keberatan dengan bentuk atap Gedung Kesenian Bung Karno, yang dianggap tidak mencerminkan arsitektur Bali.
"Kami minta atap yang saat ini direnovasi tersebut dirubah dengan arsitektur Bali. Karena kalau menggunakan bentuk sebelumnya, sama sekali tidak mencerminkan Bali," kata Ketua DPRD Jembrana, Ketut Sugiasa, saat rapat kerja dengan Dinas Pekerjaan Umum serta Komisi C, di Negara, Senin.
Menurutnya, perbaikan atap gedung kesenian tersebut jangan hanya untuk mengatasi kebocoran, tapi juga harus merubah bentuknya.
Ia mengaku, sebelum renovasi dilakukan, pihaknya sudah mengusulkan agar bentuk atap dirubah, namun saat ia mengecek pengerjaan, masih menggunakan bentuk yang lama.
Setelah masing-masing pihak menyampaikan pendapatnya, Sugiasa serta Komisi C merekomendasikan, atap Gedung Kesenian Bung Karno yang awalnya berbentuk persegi delapan dirubah menjadi persegi empat.
Menurut para legislator ini, dengan berbentuk persegi empat, akan lebih mudah mengolah dan menambahnya dengan ornamen berciri Bali.
"Selain itu dengan atap persegi empat, beban penahan di bawahnya akan menjadi lebih ringan. Dengan dana Rp500 juta, kami kira itu mencukupi," kata anggota Komisi C, Putu Kamawijaya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jembrana, I Gusti Putu Mertadana menyanggupi untuk melaksanakan rekomendasi dewan ini, dan akan membuat dua desain atap masing-masing persegi delapan dan empat.
Ia mengatakan, saat ini bentuk atap persegi delapan sudah mulai dipasang, sehingga kalau ingin merubah menjadi persegi empat, harus merubah dudukan penahannya.
"Tapi kami akan rubah bentuk atap sesuai rekomendasi dewan. Karena sudah mulai pengerjaan, kami harus kaji hal-hal teknis lainnya dulu," katanya.
Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Ketut Antara yang ikut dalam rapat kerja ini mengatakan, atap gedung kesenian tersebut menggunakan baja ringan dengan genteng dari metal, dan sangat mungkin ditambah ornamen Bali.(GBI)