Palangka Raya (Antara Bali) - Tokoh masyarakat suku Dayak dari
berbagai provinsi di Indonesia maupun Negara lain akan berkumpul untuk
memeringati Rapat Damai Tumbang Anoi yang terjadi pada 22 Mei hingga 24
Juli 1894.
Memeringati tersebut rencananya dilaksanakan 3--4 Oktober di Desa
Tumbang Anoi Kabupaten Gunung Mas, kata kata Karo Humas dan Protokol
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Benius, Selasa.
"Selain tokoh Dayak, memeringati (peristiwa) Tumbang Anoi juga rencananya turut dihadiri dari Serawak Dayak National Union, Borneo Dayak Forum di Malaysia maupun Kedutaan Besar Belanda di Jakarta," tambah dia.
Desa
Tumbang Anoi merupakan tempat bertemu para tokoh Dayak se-Kalimantan
untuk membahas berbagai kondisi maupun dinamika masyarakat di tahun
1894, yang menghasilkan berbagai kesepakatan.
Benius mengatakan kesepakatan yang dilahirkan pada masa itu
diantaranya, persetujuan penghentian permusuhan dengan pihak Pemerintah
Hindia Belanda, menghentikan kebiasaan perang antar suku, balas dendam
antar keluarga dan adat perbudakan.
"Pihak Belanda juga mengakui berlakunya hukum Adat Dayak dan
memulihkan segala kedudukan, maupun hak-hak suku dayak lingkup
pemerintahan lokal tradisional. Dan berbagai kesepakatan lainnya," kata
dia.
Memeringati perjanjian tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan yakni Pumpung Hai/Pakat Dayak dan Napak Tilas Rapat Damai Tumbang Anoi. Pumpung Hai merupakan kegiatan mengevaluasi partisipasi masyarakat Dayak dalam pembangunan di bidang sumber daya alam.
Sedangkan Napak Tilas Rapat Damai Tumbang Anoi merupakan upaya
melihat secara langsung lokasi, mendapatkan penjelasan dari pemerhati
budaya, meningkatkan penghayatan dan penghargaan terhadap semangat yang
para tokoh Dayak masa lalu melaksanakan rapat Damai Tumbang Anoi tahun
1894.
"Memeringati perjanjian tersebut juga nantinya diharapkan
akan menghasilkan beberapa hal. Apa saja isi kesepakatannya, nanti akan
dibahas di desa Tumbang Anoi," demikian Benius. (WDY)
Tokoh Dayak Berkumpul Peringati "Tumbang Anoi"
Selasa, 30 September 2014 14:01 WIB