Amlapura (Antara Bali) - Warga Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, melestarikan tradisi perang pandan yang dipercaya sebagai upaya mencegah wabah penyakit.
"Tradisi ini juga sebagai penghormatan kepada Dewa Indra atau Dewa Perang," kata Jro Mangku Windia, tokoh masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Rabu.
Kaum lelaki di desa adat itu wajib mengikuti perang pandan. Dalam berperang satu-persatu, mereka bersenjatakan pandan berduri. Mereka bergantian memukul lawan.
Meskipun darah mengucur dari punggung dan bagian tubuh yang lain, mereka tampak senang menjadi bagian dari ritual yang digelar setiap "Sasih Sambah" atau bulan kelima penanggalan Desa Adat Tenganan Pegringsingan.
Apalagi tradisi itu menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara. Bahkan sejak Rabu pagi, desa adat di pesisir selatan itu dipadati puluhan kendaraan yang mengangkut wisatawan asing.
"Umat Hindu di desa kami penganut aliran Indra yang dipercaya sebagai Dewa Perang sehingga para pria muda di sini wajib mengikuti perang pandan," kata Mangku Windia. (M038)
Warga Tenganan Lestarikan Perang Pandan
Rabu, 26 Juni 2013 20:33 WIB