Badung (ANTARA) - Bawaslu RI menggelar program pembelajaran internal bertajuk Bawaslu Membelajarkan sebagai metode penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) mereka untuk Pemilu 2029.
Anggota Bawaslu RI Herwyn J Malonda di Kabupaten Badung, Bali, Kamis, mengatakan pembelajaran ini bagian dari memanfaatkan waktu sebelum memulai tahapan Pemilu 2029.
“Bawaslu Membelajarkan tujuannya agar Bawaslu tetap siap melakukan tugas pengawasan terutama ketika dilaksanakan tahapan awal Pemilu 2029, jadi kita persiapkan peningkatan kapasitas berkelanjutan,” kata dia.
Selain untuk memikirkan masa depan, Herwyn menyebut program ini sekaligus menjadi wadah evaluasi pemilu dan pilkada kemarin.
Bawaslu RI mengakui masih banyak hasil pengawasan yang menunjukkan masalah yang merusak sendi-sendi demokrasi, sehingga program ini dibuat berjalan dua arah agar dapat mengakomodir semua pengalaman SDM Bawaslu.
“Pembelajaran itu tidak sekadar satu arah tetapi dua arah, jadi yang peserta sekaligus pemateri saling belajar, konsep ini bagian dari kita mengambil pengalaman yang selama ini terjadi, hasil-hasil kerja lapangan dan riset,” ujar koordinator divisi sumber daya manusia, organisasi, dan diklat itu.
Herwyn juga menyinggung program ini sebagai bentuk persiapan Bawaslu atas rencana pemisahan pemilu nasional dan lokal 2029 nanti, sehingga apapun keputusannya SDM mereka akan siap.
Bawaslu Membelajarkan sendiri digelar secara luring di Bali, Medan, dan Manado, sementara seluruh jajaran Bawaslu di daerah mengikuti secara daring.
Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Bawaslu RI Roy Maryuna Siagian menambahkan bahwa pihaknya sengaja menggunakan momentum non-tahapan ini sebagai waktu untuk meningkatkan kualitas SDM.
Saat ini perubahan begitu dinamis, masyarakat berinteraksi dan mengakses informasi sangat cepat, sehingga Bawaslu di pusat maupun daerah juga harus mampu beradaptasi bahkan berinovasi.
“Langkah ini untuk memastikan nilai integritas tetap relevan semoga lewat transformasi digital inisiatif Bawaslu Membelajarkan kita dapat membangun ekosistem pengawasan pemilu adaptif, terbuka, dan berorientasi masa depan,” kata Roy Maryuna.
Ia menjelaskan metode pembelajaran pada Bawaslu Membelajarkan adalah perpaduan tatap muka dan daring, dengan memberi kesempatan peserta saling mengajar dan berbagi pengalaman.
“Metode pembelajarannya peran ganda memberi kesempatan peserta belajar satu sama lain, mendorong peserta bertukar pengalaman dengan struktur kurikulum yang digunakan 10 kluster,” ujarnya.
