Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut BUMN harus bekerja lebih keras, profesional, dan transparan pada Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Hal terpenting dari dilantiknya kembali sebagai Menteri BUMN, kata Erick, memastikan bahwa program-program yang sudah direncanakan oleh pemerintahan baru dapat berjalan untuk kebaikan rakyat Indonesia.
"Kita di BUMN harus bekerja keras lebih lagi, profesionalisme, transparan. Sebagai pembantu Presiden, kita harus menjaga visi beliau, di mana salah satunya mungkin kalau kami dari BUMN, kita lihat salah satunya bagaimana peran kerja sama kita dengan swasta," kata Erick, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Erick menyampaikan, BUMN semakin terbuka untuk bekerja sama dengan swasta. Sebab, ia akan melanjutkan transformasi BUMN untuk menjadi 30 perusahaan.
Pengurangan jumlah perusahaan pelat merah diharapkan Erick dapat membuat keseimbangan antara BUMN, swasta dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta investasi dari dalam dan luar negeri.
Baca juga: Presiden tunjuk Erick Thohir jadi Menteri BUMN
Lebih lanjut, BUMN juga memastikan akan lebih berpihak kepada UMKM. Menurutnya, UMKM memiliki peran yang sangat besar untuk penopang perekonomian nasional.
"Nanti kita akan terus dorong, bagaimana nanti entrepreneur itu, perusahaan menengah, naik kelas, dan private sektor, juga akan kita buka kerja samanya," katanya pula.
Erick mengatakan, segera melakukan pertemuan internal untuk membahas visi misi selama 5 tahun ke depan. BUMN juga terus melakukan program bersih-bersih sebagai bentuk komitmen bertransformasi.
"Kita terus bertransformasi, transparansi, termasuk bersih-bersih BUMN lagi, tetapi juga tadi kita dorong yang namanya percepatan pengusaha baru, mendorong dengan swasta, UMKM," ujarnya.
Erick Thohir kembali dilantik sebagai Menteri BUMN dalam Kabinet Merah Putih oleh Presiden Probowo Subianto, di Istana Presiden, Jakarta, Senin.
Baca juga: Menteri BUMN: Efisiensi jadi opsi capai target dividen Rp90 triliun