Denpasar (ANTARA) - Pica Fest 2022 atau pergelaran musik yang diisi kegiatan ekonomi kreatif berupa penjualan pakaian dari industri merek lokal di Bali yang terselenggara 4-7 Agustus 2022 dinilai membangkitkan industri brand clothing pascapandemi.
"Hari ke hari penjualannya naik terus, kalau saya melihat antusias warga Bali yang seperti ini saya rasa (toko) clothing yang sebelumnya gulung tikar mungkin akan lebih bersemangat lagi untuk buka di Pica Fest," kata Humas Pica Fest 2022 I Gusti Made Febri Iswara di Denpasar, Bali, Senin.
Selama empat hari acara, Febri menyebut jumlah pengunjung Pica Fest lebih dari 80.000 orang, dengan rincian 15 ribu di hari pertama, 17 ribu hari kedua, 24 ribu hari ketiga dan hari terakhir 25 ribu pengunjung.
"Kami estimasi kalau selama empat hari ini ada 80 ribu orang yang datang ke Pica Fest dan satu orangnya membawa uang Rp100 ribu saja, itu artinya minimal ada Rp8 miliar perputaran transaksi di clothing saja," ujar Febri.
Sebelumnya, selama dua tahun pandemi COVID-19, Pica Fest tak dapat terselenggara. Febri mengatakan jika dibandingkan dengan tahun terakhir yaitu 2019, keuntungan pergelaran ini melebihi ekspektasi penyelenggara, yaitu 65 ribu pengunjung total saat itu sehingga naik sekitar 15 ribu kunjungan.
Saat itu, sebanyak 75 clothing bergabung, namun karena terdampak pandemi sebagian tak dapat melanjutkan bisnis tersebut, dan di tahun ini Pica Fest menggandeng 40 toko merek pakaian lokal Bali.
Baca juga: Gubernur Koster: Pica Fest akan jadi agenda tahunan ekonomi kreatif
Salah satunya merek Melvant, clothing milik Lia Asti (33) dalam satu hari mampu menghabiskan 200-300 buah baju dan tas selama membuka stan di Pica Fest 2022 yang berlokasi di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar.
"Penjualan selalu mencapai target, kami bawa produk kurang lebih 3.000. Setiap hari kami sampai restock (mengisi kembali) tiga sampai empat karung," kata Lia.
Pemilik sekaligus pembuat desain kreatif pada produknya itu menyebut angka ini jauh di atas kondisi dua tahun lalu. Dengan menjual pakaian seharga Rp100-Rp400 ribu, tokonya mendapat penghasilan kotor hingga ratusan juta rupiah dalam empat hari.
"Kaget juga, sebenarnya kami mau rilis 50 sampai 100 desain baru khusus Pica Fest 2022 dengan targetnya sehari 100 produk terjual, tapi ternyata lebih, dengan kebanyakan pembeli usia 13-21 tahun dan 80 persen laki-laki," kata Lia.
Merek pakaian lokal lainnya yaitu Mayhem yang tak asing di telinga warga Bali turut merasakan keuntungan dari kegiatan ini.
"Setiap hari stok baju 10 ribu, di hari pertama habis 8 ribuan, hari kedua 13 ribu, Sabtu yang terjual 9 ribuan dan Minggu 16 sampai 17 ribu," kata Sofyan (34) selaku penanggung jawab Mayhem di Pica Fest 2022.
Baca juga: Lagi, "PICA Fest" digelar untuk kembangkan industri kreatif Bali
Clothing yang memasang harga Rp60-Rp400 ribu selama di Pica Fest ini mampu menggaet 2.000 pengunjung per hari, dengan rentang pembeli dari anak-anak hingga dewasa.
Sofyan menyebut jika dibandingkan dengan berjualan hanya di toko, pihaknya tak dapat menarik pelanggan sebanyak saat di Pica Fest.
"Lebih ramai disini, peningkatan bisa dibilang hampir 200 persen. Kalau disini lebih menarik pembeli, sedangkan di toko lebih privat. Kalau di toko perkiraannya 100 orang sehari dan kondisi biasa 50 sampai 60 orang," ujarnya.
Melalui Pica Fest yang diselenggarakan oleh kumpulan anak muda Bali pemilik clothing ini Sofyan berharap para industri terkait semakin berjuang untuk bersama memajukan merek pakaian lokal ke depan.
Pica Fest 2022 bangkitkan industri merek pakaian lokal Bali
Senin, 8 Agustus 2022 11:16 WIB