Denpasar (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Pelestari Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) Provinsi Bali Ida Ayu Ketut Karyani mengajukan tiga jenis olahraga tradisional yang akan ditampilkan saat Keketuaan/Presidensi G20.
"Ini tahapan awal, dari Sekjen Portina Nasional menghubungi kami untuk turut memeriahkan acara Presidensi G20 dengan menampilkan olahraga tradisional," katanya di Denpasar, Sabtu.
Dari arahan Sekjen Portina Nasional Asdiar Bachtiar, Karyani kemudian diminta mengajukan tiga jenis olahraga tradisional dan terpilih panahan tradisional, sumpitan atau tulup, dan deduplak atau batok kelapa.
"Kami sudah ajukan ke Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Nasional, sekarang tinggal menunggu persetujuan, kemarin diminta lima, tapi mungkin agendanya padat jadi dikurangi menjadi tiga," kata Karyani disela-sela lomba panahan Bali Seafarers Day.
Sebelum ditampilkan dalam Presidensi G20, Karyani mengatakan para atlet dari tiga jenis olahraga tradisional ini akan terlebih dahulu mengikuti perlombaan di Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (Potradnas) di Solo.
Baca juga: PM Australia janji hadiri KTT G20 di Bali
Dalam waktu dekat para atlet akan dilepas untuk mengikuti Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) di Palembang, sehingga Karyani berencana untuk memantapkan persiapan setelah bulan Agustus 2022.
Kepada media, Ketua Umum Portina Bali ini menjelaskan alasan pemilihan ketiga olahraga tradisional tersebut, salah satunya panahan tradisional yang saat ini sedang dicintai banyak masyarakat.
Hal yang berbeda dari panahan tradisional Bali ini disebutkan Karyani berasal dari gaya permainannya. Para atlet panah yang berlomba akan tampil menggunakan pakaian adat Bali dan menunjukkan keahliannya dalam posisi duduk.
Kemudian deduplak atau jalan di atas batok kelapa, olahraga yang asing terdengar ini belum masuk dalam jajaran jenis olahraga, sehingga diharapkan pada Fornas berikutnya dapat diperlombakan.
Baca juga: 7-8 Juli, India pastikan hadiri pertemuan menlu G20 di Bali
"Deduplak ini lari dengan batok kelapa, jadi anak-anak berlari di atas tempurung yang sudah dimodifikasi. Kebetulan pegiatnya adalah pengurus kami jadi kami selalu berkoordinasi dengan maestronya," kata Karyani.
Olahraga ketiga yang dipilih adalah sumpitan atau tulup yang juga merupakan olahraga khas masyarakat dengan cara ditiup menggunakan alat sepanjang 2 meter. Ketiganya dipilih diantara 18 jenis olahraga lain yang ada, untuk berfokus mengenalkan kearifan lokal Bali.
Atas kesempatan tersebut, Karyani yang memimpin Portina Bali sejak April 2022 lalu mengaku bangga dan akan konsisten menjaga koordinasi bersama KORMI dan Portina Nasional dalam penyelenggaraan ini.*
Tiga olahraga tradisional Bali akan tampil di Keketuaan/Presidensi G20
Sabtu, 25 Juni 2022 20:44 WIB