Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tiba di lokasi acara Sidang Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Minggu, untuk membuka kegiatan yang berlangsung selama 4 hari, mulai 20 hingga 24 Maret.
Joko Widodo (Jokowi) berjalan ke arah Ruang Mangupura BICC bersama Ketua DPR RI Puan Maharani sekitar pukul 19.30 WITA.
Presiden RI, yang mengenakan setelan jas dan celana hitam dan dasi merah, menemui langsung sekitar 1.000 delegasi dari 115 negara.
Baca juga: Puan: Rendahnya keterwakilan perempuan tunjukkan defisit demokrasi
Puan Maharani, yang berjalan ke ruangan bersama Presiden RI, terlihat mengenakan baju berwarna hitam dipadu blazer hitam bercorak batik berwarna emas.
Keduanya menyempatkan diri menyapa awak media yang meliput acara dan peserta delegasi yang menunggu kehadiran Presiden.
Dalam acara pembukaan, Presiden dijadwalkan menekan tombol tanda Sidang Ke-144 IPU resmi dimulai serta memberi sambutan setelahnya.
Baca juga: Irine Roba Putri pimpin "Forum of Women Parliamentarians" IPU ke-144
Tidak hanya Presiden RI, upacara pembukaan Sidang ke-144 IPU turut dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, di antaranya Ketua Mahkamah Konstitusi RI Anwar Usman dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Upacara pembukaan tidak hanya diisi oleh sambutan dari Presiden RI, Presiden IPU Duarte Pacheco, dan Ketua DPR RI Puan Maharani, tetapi juga dijadwalkan ada sambutan dari Ketua Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah sidang tahunan IPU.
IPU merupakan kerja sama antarparlemen lintas negara yang menjadi forum demokrasi terbesar kedua di dunia setelah PBB.
Baca juga: Puan: RUU TPKS wujud komitmen Indonesia lindungi perempuan-anak
Pada tahun ini, sidang IPU menyoroti masalah iklim, kesetaraan gender, anak muda dalam politik, serta konflik Rusia dan Ukraina.
Menurut Presiden IPU saat ditemui, Sabtu (19/3), IPU berkomitmen mendorong adanya resolusi damai. Menurut Pachecho, gencatan senjata harus segera dilakukan oleh dua negara yang berkonflik karena banyak yang menderita, terutama perempuan dan anak-anak.
Ia menjamin IPU tidak hanya membahas persoalan itu, tetapi mengambil langkah-langkah yang konkret untuk menyelesaikan masalah.