Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi pelaksanaan "Festival Mural Bhayangkara piala Kapolri 2021" karena turut memberi ruang kebebasan berekspresi dan menghormati kebebasan berpendapat bagi masyarakat.
"Saya apresiasi, karena dibalik Kapolri membuat lomba mural dan saya kira hasilnya positif," kata Presiden Jokowi dikutip dalam keterangan tertulis Divisi Humas Polri, yang diterima di Jakarta, Jumat.
Presiden didampingi Kapolri menyaksikan karya mural peserta Festival Mural Bhayangkara 2021 yang ditampilkan dalam kegiatan Apel Kasatwil 2021 di Bali.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan Festival Mural Bhayangkara 2021 telah menciptakan iklim yang positif dalam proses demokrasi di Indonesia. Apalagi, dalam acara itu, Polri mempersilakan kepada masyarakat untuk menyampaikan ekspresi berupa kritik bernada negatif maupun positif.
"Ini kebebasan berpendapat tetapi kalau menyebabkan ketertiban masyarakat di daerah menjadi terganggu beda soal," kata Presiden.
Baca juga: Kadivhumas: Polri diperintahkan kawal investasi
Bahkan, Jokowi mengaku, kerap mendapatkan kritikan dari masyarakat, di antaranya lewat mural. Namun hal itu, tidak dipermasalahkan olehnya.
"Urusan mural aja ngapain sih. Saya mau dihina, dicaci, difitnah udah biasa. Ada mural aja takut," ujar Jokowi.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat mendampingi Presiden Jokowi mengulas sedikit niat baik dibalik kegiatan Festival Mural Bhayangkara 2021 yang digagas oleh Polri.
Menurut Sigit, acara tersebut lahir ketika ramai permasalahan soal munculnya mural 'Jokowi 404: Not Found'.
Untuk menghormati kebebasan berekspresi dan berpendapat sebagaimana instruksi Presiden Jokowi, Sigit memutuskan untuk memberikan kesempatan atau ruang kepada masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya lewat mural.
"Kami sebagai institusi Polri, memegang teguh aturan yang ada arahan dari Bapak Presiden terkait kebebasan berekspresi," kata Sigit.
Baca juga: Presiden Jokowi minta Polri jaga dan kawal investasi
Jenderal bintang empat itu menyebutkan, lomba mural tersebut bukti bahwa Polri menghormati kebebasan berekspresi.
"Ide lomba mural ini muncul dari diskusi-diskusi karena muncul peristiwa 404 Presiden Jokowi Not Found," ujar Sigit.
Dengan diselenggarakannya festival mural, Sigit memastikan bahwa baik pemerintah maupun Polri tidak anti-kritik dari masyarakat. Justru, kritik menjadi masukan yang ada akan dijadikan bahan evaluasi untuk yang lebih baik ke depannya.
"Pemerintah dan polisi tidak anti-kritik," kata Sigit menegaskan.
Sigit menyadari, ke depannya Polri masih harus melakukan pembenahan internal guna mewujudkan harapan masyarakat terhadap Korps Bhayangkara.
Mantan Kabareskrim itu memastikan, pihaknya akan terus membuka ruang kepada warga, untuk memberikan kritik dan masukan untuk menciptakan kepolisian yang lebih baik, diharapkan dan dicintai masyarakat.
Baca juga: Polri larang perayaan Natal dan Tahun Baru yang massal
Semangat tidak anti-kritik, kata Sigit sudah digelorakan sejak dirinya mengusung konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) di internal Polri.
Menurut dia, gagasan itu lahir karena semangat perubahan yang lebih baik untuk institusi Polri.
"Semangat awal mengusung konsep Presisi untuk mewujudkan Polisi yang tegas namun tetap humanis masih terus berjalan hingga saat ini," kata Sigit.
"Dalam proses menuju lebih baik tentu ada dinamika yang berkembang. Karena itu, segala kritik dan masukan yang ada, akan dijadikan bahan evaluasi untuk Polri jauh lebih profesional dan baik lagi," kata Sigit menerangkan.