Denpasar (ANTARA) - Ketua Bali Hotel Association (BHA) I Made Ricky Darmika Putra menyatakan tidak benar (hoaks) terkait informasi yang beredar melalui sejumlah media sosial yang menyebutkan puluhan hotel berbintang di Pulau Dewata akan dijual karena terdampak pandemi COVID-19.
"Mengenai informasi hotel-hotel di Bali yang akan dijual tersebut, sudah banyak dibantah dari pihak hotel, sehingga informasi itu tidak benar," kata Ricky di Denpasar, Minggu.
BHA, tambah dia, merupakan asosiasi general manager hotel berbintang 4 dan 5 seluruh Bali dan memiliki 168 anggota hotel dengan 32.000 kamar dan 46.000 karyawan.
Ricky tidak memungkiri saat ini hampir rata-rata hotel di Pulau Dewata ditutup sementara karena mengutamakan imbauan pemerintah tentang keselamatan yang utama dan tetap aman.
"Dalam situasi global seperti sekarang, kami benar-benar mengutamakan imbauan pemerintah, ditambah dengan larangan pemerintah yang memeriksa WNA masuk ke Indonesia serta imbauan supaya masyarakat untuk tetap tinggal dulu di rumah," ujar general manager Santrian Group itu.
Baca juga: BPS : Menurun, tingkat hunian kamar hotel berbintang di Bali
Hal tersebut, lanjut Ricky, sangat mempengaruhi kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik ke Bali. "Saat ini hampir semua hotel dan restoran di Bali ditutup sementara untuk satu hingga dua bulan ke depan, sekalian melihat situasi terkini," ucapnya.
Jikapun ada beberapa hotel yang masih terbuka, dengan minimum okupansi di bawah 10 persen dan restoran tutup lebih awal dari biasanya. "Kami berharap semua general manager dan pemilik hotel sebisanya menghindari PHK sembari tetap berdoa situasi ini segera pulih," kata Ricky.
Baca juga: Praktisi kesehatan: Surveilans harus lebih aktif pantau hotel cegah COVID-19
Hal senada disampaikan asosiasi profesi para general manager hotel yang tergabung dalam Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali. Wakil Ketua IHGMA Bali I Made Ramia Adnyana mengatakan terhadap informasi soal puluhan hotel di Bali yang akan dijual itu merupakan hoaks.
"Contohnya saja hotel H Sovereign Bali, yang masuk dalam daftar informasi hoaks itu. H Sovereign Bali tidak sedang dalam kondisi dijual. Kami masih buka, walaupun ada wisatawan hanya 5-10 kamar," ujar Ramia yang juga GM hotel H Sovereign Bali itu.
Untuk menyikapi situasi yang sulit ini, pihaknya telah melakukan efisiensi di semua lini, termasuk menjadwalkan karyawan untuk mengambil libur, cuti dan "extra off" mereka mulai dari pertengahan Februari 2020. "Selain itu, juga menunda semua rencana perbaikan produk, menunda semua Purchase Request (PR) dan Purchase Order (PO), melakukan negosiasi pembayaran ke vendor dengan termin yang lebih panjang, serta menagih semua piutang untuk mendapatkan uang tunai," ucapnya.
Selain itu, melakukan pemasaran yang lebih kreatif dengan menambahkan keuntungan lebih banyak dan menjual voucher yang bisa berlaku setahun ke depan untuk diambil dikemudian hari dengan "open voucher". "Kami tidak ada rencana melakukan PHK, tetapi kami melakukan giliran kerja yang adil untuk semua karyawan," ujar Ramia.
"Social distancing" hotel
Walaupun tidak sedikit hotel di Bali yang sudah tutup untuk sementara waktu di tengah situasi Pandemi COVID-19, The Trans Resort Bali masih beroperasi dengan mendukung tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus itu melalui "social distancing" dengan paket "Stay di Hotel Aja" dengan diskon yang cukup besar.
Marketing Communications Executive, Sisca Oktavia, dalam siaran pers yang diterima menjelaskan paket "Stay di Hotel Aja" itu menginap di Villa yang tersendiri dan pribadi. Pihaknya memiliki total 16 Villa dengan kolam renang pribadi yang luas yang terdiri dari 15 One-bedroomVilla berukuran 365m2 dan Satu Presidential Suite 3-bedroom Villa yang berukuran 700m2. Paket menginap di Villa ini juga cukup murah yaitu seharga Rp1.700.000 per malam (dari harga normal Rp6.000.000/malam). Harga istimewa ini hanya berlaku untuk periode menginap pada bulan April 2020.
"Pelayanan villa juga akan menyesuaikan standar kebersihan dan sanitasi, yaitu menyediakan makan pagi secara pribadi di dalam Villa yang dilakukan oleh pelayan pribadi (butler) yang professional, tentu saja dengan pelayanan yang menyesuaikan standar sanitasi, kebersihan dan memperhatikan jarak antara tamu dan karyawan," katanya.
Tamu juga bisa melakukan proses check-in dan check-out di dalam villa tanpa harus datang ke meja resepsionis di lobby hotel. Tidak hanya itu, di dalam villa yang luas sudah terdapat area ruang tamu yang terpisah, gazebo untuk bersantai di dekat kolam renang pribadi yang cukup besar, kamar mandi yang mewah dilengkapi dengan jacuzzi dan juga fasilitas pembuat kopi dan teh pribadi. Akses internet Wi-Fi yang cepat juga tersedia bagi tamu yang ingin bekerja atau belajar di dalam villa.
Standar kebersihan itu antara lain adalah meningkatkan frekuensi pembersihan dengan disinfektan menjadi setiap jam di seluruh area seperti panel pintu, permukaan meja dan tombol lift. Pembersih tangan "hand sanitizer" juga disediakan di 37 titik di seluruh hotel area baik untuk tamu maupun karyawan.
Tidak hanya itu, inspeksi harian dilakukan oleh manajemen di semua area persiapan makanan mulai dari pemeriksaan pemasok makanan hingga pelayanan untuk memastikan bahwa metode kebersihan dan sanitasi dipatuhi dan dilaksanakan secara konsisten. Karyawan di area persiapan makanan dan pembersihan kamar juga diwajibkan untuk memakai masker, penutup rambut serta sarung tangan. Selain itu, pemantauan suhu panas tubuh juga dilakukan bagi setiap tamu, karyawan dan pemasok yang datang ke area hotel.
BHA: hoaks, puluhan hotel di Bali akan dijual
Minggu, 5 April 2020 16:16 WIB