Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebakaran instalasi minyak di Arab Saudi dapat menyebabkan kerentanan baru bagi kondisi perekonomian global.
"Ini adalah preseden yang belum pernah terjadi, pasti akan menimbulkan dampak vulnerability dari munculnya serangan tersebut," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan insiden ini dapat menjadi sumber ketidakpastian baru karena pasokan minyak dunia, yang sebagian besar disumbangkan Arab Saudi, dapat berkurang hingga 50 persen.
Untuk itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini akan mencari perkembangan baru terkait proses pemulihan dari kebakaran tersebut dan menimbang dampaknya kepada kinerja APBN.
"Disrupsi ini akan menimbulkan kenaikan harga, dan sudah terjadi kenaikan hanya dalam waktu sehari. Kita lihat dampaknya permanen atau hanya sementara," kata Sri Mulyani.
Kelompok gerilyawan Yaman yang bersekutu dengan Iran, Al-Houthi, pada Sabtu (14/9) menyerang dua instalasi minyak Arab Saudi, Aramco, termasuk instalasi terbesar pemrosesan minyak di dunia.
Pemerintah Arab Saudi menyatakan telah mengendalikan si jago merah, tanpa menjelaskan kondisi ini dapat mempengaruhi produksi minyak ekspor. Stasiun televisi negara itu menyatakan ekspor minyak berlanjut.
Serangan pesawat tanpa awak terhadap pengekspor minyak terbesar di dunia dilakukan saat raksasa minyak negara tersebut, Aramco, mempercepat rencana bagi penawaran terbuka awalnya pada tahun ini.
Peristiwa tersebut terjadi setelah serangan lintas-perbatasan terhadap instalasi minyak Arab Saudi dan tanker minyak di perairan Teluk.