Denpasar (Antaranews Bali) - Perum Bulog menjamin pasokan beras di Bali aman bahkan mencukupi hingga dua tahun mendatang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang hari besar keagamaan dan tahun baru 2019.
"Bali banyak dipasok beras dari Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan, selain dipasok dari dalam sendiri sehingga tidak akan kekurangan stok," kata Kepala Bulog Divisi Regional Bali Yosef Wijaya ketika hadir dalam rapat koordinasi stabilisasi harga dan ketersediaan barang di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, saat ini total stok beras yang berada di sembilan gudang di seluruh Bali mencapai sekitar 13 ribu ton, terdiri dari 4.000 ton beras premium dan 9.000 ton beras medium.
Ia optimistis dengan ketersediaan beras yang melimpah itu tidak membuat kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru.
Meski demikian, pihaknya akan menggelontorkan beras dalam pasar murah atau operasi pasar apabila kemudian hari ditemukan kenaikan harga beras.
Saat ini harga beras medium di Pasar Kreneng Denpasar misalnya mencapai Rp9.600 per kilogram, sedikit lebih tinggi dibandingkan harga acuan Rp9.450 per kilogram.
Sementara itu terkait melimpahnya stok beras di Bulog Bali, lanjut dia, disebabkan karena penyaluran bantuan sosial di tiga kabupaten yang tidak banyak mencapai 500 ton untuk tahun 2019. "Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 2,5 juta ton," katanya.
Penyaluran bansos beras yang menurun itu, kata dia, karena saat ini bantuan dari pemerintah sudah dialihkan dalam bentuk bantuan pangan nontunai.
Sedangkan untuk operasi pasar, lanjut dia, mencapai sekitar 1 ton. Sehingga banyaknya stok beras di Bulog Bali menjadikan jumlah stok saat ini terbanyak sepanjang lima tahun terakhir.
Selain beras, Bulog Bali juga menjamin pasokan kebutuhan pokok lainnya dalam kondisi aman di antaranya stok minyak goreng mencapai sekitar 40 ribu liter dan gula pasir 3.000 ton.