Denpasar (Antara Bali) - Perolehan devisa dari sektor perkebunan Bali selama Januari-Mei 2011 sebanyak 544 ribu dolar AS, naik 23,43 persen jika dibandingkan periode yang sama 2010 tercatat 440,75 ribu dolar AS.
Bali hanya baru mencatat dua hasil perkebunan rakyat yang memasuki pasar ekspor yakni kopi dan vanili, kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar, Jumat.
Petani Bali berupaya menjaga mutu matadagangan vanili, supaya citra hasil perkebunan rakyat Indonesia itu jelek, mampu memperdagangkan sebanyak 31,5 ton vanili kering ke pasaran dunia dengan harga 491 ribu dolar.
Perolehan devisa tersebut bertambah hingga 28,8 persen dari jika dibandingkan periode yang sama 2010 yang hanya sebanyak 382 ribu dolar sedangkan volumenya bertambah 32 persen dari sebelumnya hanya 23 ton.
Meskipun harga vanili di pasaran dunia merosot dalam beberapa tahun belakangan, namun petani Bali tetap menjaga mutu matadagangan vanili, supaya tetap laku ke negara konsumen terbesar adalah Amerika Serikat.
Kurang bergaerah perdagangan vanili dunia tersebut menyebabkan petani daerah ini belum maksimal memanfaatkan potensi yang ada yakni sekitar 4.500 hektare namun yang baru ditanami hanya seluas 806 hektare.
Petani belum tertarik mengembangkan vanili seperti tahun 1980-an akibat harga di pasaran dunia melorot drastis dari sekitar 400 dolar per kg kering sekitar tahun 2004 tetapi sekarang berkisar 15,5 dolar per kg.
Sementara Kopi hasil perkebunan rakyat di daerah pegunungan di Bali yang memasuki pasar ekspor, menurut Bagiada hanya 3,3 ton seharga 52 ribu dolar selama lima bulan pertama 2011.
Perdagangan tersebut ternyata melorot baik perolehan devisa maupun volumenya yakni sebesar 10.8 persen dalam nilai dari sebelumnya mencapai 58 ribu dolar dan volumenya turun 52 persen dari sebelumnya tujuh ton.
Bagiada mengatakan, kopi produksi di Kintamani, Bangli yang memiliki aroma khas banyak diekspor ke Jepang, namun pengirimannya umumnya lewat pedagang asal Surabaya sehingga tidak tercatat ekspornya dari Bali.(*)
Perolehan Devisa Sektor Perkebunan 544 Ribu Dolar
Jumat, 12 Agustus 2011 8:42 WIB