Surabaya (Antara Bali) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI
Zulkifli Hasan menilai kemiskinan dapat menjadi salah satu faktor pemicu
munculnya gerakan radikalisme.
"Orang miskin itu biasanya akses terhadap pendidikan dan kesehatan
rendah, tidak punya tabungan dan tidak punya investasi. Mereka jadi
tidak berdaya," ujarnya di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur,
Jumat.
Ketidakberdayaan karena keterbatasan itu, lanjut dia, selain kerap
membuat kualitas seseorang jadi rendah, juga dapat menimbulkan bahaya
bagi masyarakat yang ada di lingkungan orang tersebut.
"Saat mau sekolah tidak bisa, uang juga tidak punya, orang jadi
tidak punya harapan. Ketika itu kemiskinan bisa jadi gerakan radikal,"
terang Zulkifli.
Lebih lanjut, mantan Menteri Kehutanan RI itu menerangkan sebenarnya
berdasarkan UUD 45, negara memiliki kewajiban untuk melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum.
"Jadi, negara punya tanggung jawab untuk menjaga rakyatnya, kalau
ada orang meninggal kelaparan, negara bisa dikatakan melanggar
konstitusi," kata dia.
Kendati demikian, tentu saja masyarakat tidak diimbau untuk berdiam
diri dan hanya menunggu bantuan dari negara, ujar Zulkifli.
Negara, jelas Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, juga
memiliki tugas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga akses
terhadap pendidikan banyak dimudahkan bagi masyarakat.
Terkait dengan akses pendidikan ini, Ketua MPR mengimbau para
generasi muda untuk benar-benar memanfaatkan fasilitas tersebut, agar
dapat meningkatkan kualitas diri dan bersaing dengan masyarakat global.
"Jangan sampai kita kalah dengan pekerja dari Tiongkok, atau dari
negara lainnya. Kita tidak boleh jadi kuli di negeri sendiri," tegasnya
pula. (WDY)
Ketua MPR Nilai Kemiskinan Dapat Picu Radikalisme
Sabtu, 29 Juli 2017 10:23 WIB