Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan lulusan SMAN Bali Mandara yang merupakan sekolah bagi siswa kurang mampu itu dapat menghilangkan sifat-sifat manja dan cengeng, agar mampu berkompetisi di tengah ketatnya persaingan.
"Kalian hari ini tamat dan kembali ke tengah-tengah masyarakat dan akan kuliah, bebas dari disiplin dan segala macam yang selama ini ditempuh. Saya ingatkan, kalian tidak boleh cengeng. Tidak boleh kembali lagi larut ke dalam kehidupan yang enak-enak itu," katanya saat menghadiri acara kelulusan siswa SMAN Bali Mandara, di Singaraja, Buleleng, Selasa.
Menurut dia, jika sifat-sifat tersebut kembali lagi maka apa yang sudah diperoleh selama tiga tahun di SMAN Bali Mandara menjadi percuma dan tidak berarti.
"Kalau masih demikian, percuma kita didik kalian selama tiga tahun di sini dan sudah makan uang rakyat. Jadi saya tidak mau melihat kalian cengeng di luar nanti," ucapnya.
Pastika juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada kepala sekolah, para guru dan pengasuh atas kerja keras selama ini dalam membangun kualitas anak didiknya selama ini. Selain itu, dia sangat bangga dengan prestasi-prestasi yang telah diperoleh anak- anak SMAN Bali Mandara.
"Saya berterima kasih kepada guru-guru, pengasuh dan anak- anak di sini yang sudah bekerja keras. Untuk lulusan SMAN Bali Mandara, saya tegaskan kamu tidak punya apa-apa selain semangat, tapi semangat itu jauh lebih berharga dari sebongkah emas, karena tanpa semangat manusia itu hanya mayat yang hidup," ucapnya.
Dia mengungkapkan, SMAN Bali Mandara didirikan pada tahun 2011 sesungguhnya adalah untuk menanggulangi kemiskinan yang ada di Bali. Oleh karena itu salah satu syarat masuknya adalah miskin.
Saat ini banyak orang yang keliru mengatakan bahwa anak-anak SMAN Bali Mandara adalah anak-anak miskin tapi berprestasi, namun menurutnya hal tersebut tidaklah mungkin, kalaupun ada sangat sedikit dengan perbandingan 1/100.
"Kenapa demikian, dikarenakan fasilitas belajarnya tidak cukup sebagai akibat dari miskin tersebut. Bukunya saja tidak karuan, belajarnya di lantai karena tidak punya meja belajar, banyak yang tidak ada listrik. Banyak yang makan hanya sekali dalam sehari itupun tidak bergizi, banyak yang harus bekerja di ladang sehingga tidak ada waktu untuk belajar, banyak yang tidak mandi tiap hari karena susahnya air. Itulah yang terjadi bagaimana mungkin mereka berprestasi dalam suasana yang seperti itu," katanya.
Oleh karena itu, satu-satunya jalan adalah mengambil anak-anak tersebut untuk dididik oleh para guru yang luar biasa sehingga menjadi anak-anak dengan prestasi seperti sekarang ini.
"Di sini mereka memerlukan kerja keras yang luar biasa untuk bisa menjadi seperti ini dengan prestasi yang begitu hebat," ujar Pastika.
Sementara itu Kepala SMAN Bali Mandara I Nyoman Darta mengungkapkan bahwa kelulusan tahun ini diikuti oleh 78 orang peserta didik yang terdiri dari 26 orang berasal dari Buleleng, Karangasem 11 orang, Gianyar 10 orang, Tabanan 9 orang, Jembrana 7 orang, Bangli 5 orang, Klungkung 5 orang, Denpasar 4 orang dan Badung 1 orang.
Menurut dia, dengan melihat jumlah tersebut bisa dilihat bagaimana persebaran masyarakat miskin di Bali. Ia juga menyampaikan bahwa sampai tahun 2017 lulusan SMAN Bali Mandara sudah berjumlah 305 orang yang tersebar di seluruh dunia.
"Walaupun mereka memiliki kondisi yang serba kekurangan, namun mereka memiliki potensi yang sangat luar biasa dan sudah menjadi tugasnyalah untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki," ucapnya.
Darta juga tidak lupa berpesan kepada anak didiknya agar ke depan mereka tidak menjadi seorang pecundang yang selalu menyesali dan mengeluh atas hidupnya.
Namun ia mengharapkan agar anak didiknya menjadi seorang pemenang yang mampu menikmati manisnya perjuangan tersebut dan mampu merefleksikan diri dari kegagalan tersebut.
"Jangan mudah menyerah dan selalu berusaha karena kalau hal tersebut mampu dilakukan, maka kesuksesan tersebut akan mudah dicapai," ujar Darta.(WDY)
Gubernur: Lulusan SMAN Bali Mandara Jangan Manja
Rabu, 31 Mei 2017 7:09 WIB