Denpasar (Antara Bali) - Forum Paralegal Mahasiswa Bali mengajak generasi muda yang menempuh pendidikan tinggi di daerah itu untuk lebih peka dan peduli terhadap berbagai masalah sosial.
"Jangan hanya seperti kupu-kupu, datang ke kampus hanya untuk kuliah dan pulang kalau sudah selesai tanpa ada kegiatan lain yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Putu Sumagita, salah satu perwakilan Forum Paralegal Mahasiswa Bali saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut Sumagita, mahasiswa harus mampu melihat dan membaca situasi sekitar untuk selanjutnya berbuat dan berinovasi menemukan solusi dari permasalahan sosial yang ada.
Senada dengan Sumagita, I B Adi Mahardika yang juga merupakan anggota dalam forum tersebut menyatakan bahwa permasalahan di masyarakat saat ini sangatlah kompleks, dan hal yang paling perlu mendapat perhatian adalah kekerasan dalam keluarga, perempuan dan anak.
"Saat ini jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin meningkat dan itupun belum semua terungkap," ujarnya.
Oleh karena itu ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk selalu peduli dengan lingkungan sekitar sehingga kedepan diharapkan tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Di sisi lain, Gede Budi Astawa menyampaikan bahwa saat ini di Kota Denpasar telah terbentuk sebuah layanan khusus unuk menangani masalah keluarga yakni Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Di dalam Puspaga terebut, masyarakat akan memperoleh semua layanan dan solusi terkait masalah keluarga. Tidak hanya itu, dalam Puspaga juga diberikan layanan dan bimbingan psikologi serta cara merawat anak yang baik sehingga ke depan sebuah keluarga mampu untuk menciptakan generasi muda yang memiliki karakter tangguh cerdas dan berbudi pekerti.
Selain permasalahan dalam keluarga, di PB3AS kali ini juga menekankan kepada pemimpin di daerah Bali untuk sering-sering terjun ke lapangan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di masyarakat.
"Dengan demikian, nantinya pemimpin tahu dan mengerti apa yang harus ia perbuat untuk mengatasi masalah tersebut," ucap mantan Rektor Unud Prof Sukardika.
Dia juga prihatin pada persoalan korupsi yang semakin marak terjadi dan solusinya bukan hanya sekadar pengawasan namun juga melalui revolusi mental yang menuntut pemahaman dari diri sendiri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jangan hanya seperti kupu-kupu, datang ke kampus hanya untuk kuliah dan pulang kalau sudah selesai tanpa ada kegiatan lain yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Putu Sumagita, salah satu perwakilan Forum Paralegal Mahasiswa Bali saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut Sumagita, mahasiswa harus mampu melihat dan membaca situasi sekitar untuk selanjutnya berbuat dan berinovasi menemukan solusi dari permasalahan sosial yang ada.
Senada dengan Sumagita, I B Adi Mahardika yang juga merupakan anggota dalam forum tersebut menyatakan bahwa permasalahan di masyarakat saat ini sangatlah kompleks, dan hal yang paling perlu mendapat perhatian adalah kekerasan dalam keluarga, perempuan dan anak.
"Saat ini jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin meningkat dan itupun belum semua terungkap," ujarnya.
Oleh karena itu ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk selalu peduli dengan lingkungan sekitar sehingga kedepan diharapkan tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Di sisi lain, Gede Budi Astawa menyampaikan bahwa saat ini di Kota Denpasar telah terbentuk sebuah layanan khusus unuk menangani masalah keluarga yakni Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Di dalam Puspaga terebut, masyarakat akan memperoleh semua layanan dan solusi terkait masalah keluarga. Tidak hanya itu, dalam Puspaga juga diberikan layanan dan bimbingan psikologi serta cara merawat anak yang baik sehingga ke depan sebuah keluarga mampu untuk menciptakan generasi muda yang memiliki karakter tangguh cerdas dan berbudi pekerti.
Selain permasalahan dalam keluarga, di PB3AS kali ini juga menekankan kepada pemimpin di daerah Bali untuk sering-sering terjun ke lapangan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di masyarakat.
"Dengan demikian, nantinya pemimpin tahu dan mengerti apa yang harus ia perbuat untuk mengatasi masalah tersebut," ucap mantan Rektor Unud Prof Sukardika.
Dia juga prihatin pada persoalan korupsi yang semakin marak terjadi dan solusinya bukan hanya sekadar pengawasan namun juga melalui revolusi mental yang menuntut pemahaman dari diri sendiri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016