Jakarta (Antara Bali) - Kepala Badan nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid membenarkan
terduga teroris berinisial DYN, yang disiapkan menjadi pengantin bom
bunuh diri merupakan TKI yang terdaftar secara prosedural di lembaganya.
"Ya memang benar, yang bersangkutan tercatat sebagai TKI. Dan kami memang sudah sejak lama memberikan warning kepada TKI agar berhati-hati karena memang gerakan ISIS dan teror menyasar TKI untuk direkrut," kata Nusron Wahid, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.
Pelaku, DYN, kini sudah ditangkap aparat kepolisian dari Densus 88 Antiteror bersama dua orang laki-laki di Bekasi.
Nusron menjelaskan, berdasarkan data yang masuk di BNP2TKI, DYN lahir di Cirebon tanggal 4 Juli 1985. Perempuan lulusan SMU itu memegang paspor bernomor AN537753 dengan tanggal paspor 26-1-2010 dan nomor visa 571095/62.
DYN saat itu menjadi TKI dengan tujuan Oman, dan diberangkatkan oleh PPTKIS Hijrah Amal Pratama. Di Oman, DYN bekerja sebagai Women Worker dengan majikan Hamad Saleem Mansour.
Menurut dia, sebenarnya dalam pemberangkatan TKI lembaganya sudah melakukan pengetatan dan melakukan pencegahan agar mereka tidak mempan ketika di luar negeri didoktrin oleh orang dari organisasi teroris.
Bahkan, dalam Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) juga ditekankan bagaimana nilai-nilai Pancasila sebagai penangkal ketika menghadapi doktrin teroris yang mengatasnamakan jihad.
"Dalam penyuluhan terhadap TKI di luar negeri, BNP2TKI juga menggandeng Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT) untuk mengantisipasi TKI yang hendak bergabung dengan ISIS atau kelompok-kelompok teroris lainnya," ujarnya.
Dengan penangkapan DYN yang merupakan TKI, Nusron kembali mengingatkan kepada para TKI di luar negeri maupun masyarakat yang punya minat bekerja sebagai TKI untuk benar-benar hati-hati terhadap ajakan seseorang melalui doktrin-doktrin yang mengatasnamakan agama maupun jihad. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ya memang benar, yang bersangkutan tercatat sebagai TKI. Dan kami memang sudah sejak lama memberikan warning kepada TKI agar berhati-hati karena memang gerakan ISIS dan teror menyasar TKI untuk direkrut," kata Nusron Wahid, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.
Pelaku, DYN, kini sudah ditangkap aparat kepolisian dari Densus 88 Antiteror bersama dua orang laki-laki di Bekasi.
Nusron menjelaskan, berdasarkan data yang masuk di BNP2TKI, DYN lahir di Cirebon tanggal 4 Juli 1985. Perempuan lulusan SMU itu memegang paspor bernomor AN537753 dengan tanggal paspor 26-1-2010 dan nomor visa 571095/62.
DYN saat itu menjadi TKI dengan tujuan Oman, dan diberangkatkan oleh PPTKIS Hijrah Amal Pratama. Di Oman, DYN bekerja sebagai Women Worker dengan majikan Hamad Saleem Mansour.
Menurut dia, sebenarnya dalam pemberangkatan TKI lembaganya sudah melakukan pengetatan dan melakukan pencegahan agar mereka tidak mempan ketika di luar negeri didoktrin oleh orang dari organisasi teroris.
Bahkan, dalam Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) juga ditekankan bagaimana nilai-nilai Pancasila sebagai penangkal ketika menghadapi doktrin teroris yang mengatasnamakan jihad.
"Dalam penyuluhan terhadap TKI di luar negeri, BNP2TKI juga menggandeng Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT) untuk mengantisipasi TKI yang hendak bergabung dengan ISIS atau kelompok-kelompok teroris lainnya," ujarnya.
Dengan penangkapan DYN yang merupakan TKI, Nusron kembali mengingatkan kepada para TKI di luar negeri maupun masyarakat yang punya minat bekerja sebagai TKI untuk benar-benar hati-hati terhadap ajakan seseorang melalui doktrin-doktrin yang mengatasnamakan agama maupun jihad. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016