Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mulai 2017 berencana memberikan kendaraan roda tiga kepada kelompok tani penerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) untuk memudahkan petani mengangkut pupuk dan pakan ternak.
"Kami, di samping terus mengembangkan jumlah kelompok Simantri, juga berusaha mencari inovasi baru untuk mengoptimalkan program tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.
Inovasi lainnya, ujar dia, mulai 2017 Simantri juga akan diintegrasikan dengan program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) dari Dirjen Peternakan dengan fasilitasi semen beku serta inseminator untuk mengintensifkan kawin suntik.
"Selain itu, juga fasilitasi pakan serta bangunan konservasi air dalam mendukung optimalisasi reproduksi sapi-sapi Simantri," ucapnya.
Wisnuardhana mengemukakan, program Simantri yang mulai dilaksanakan Pemprov Bali sejak 2009, hingga 2016 telah berhasil terbentuk sebanyak 632 kelompok yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
"Dari tahun ke tahun dievaluasi berbagai kelemahan pelaksanaannya dan dilakukan upaya perbaikan-perbaikan" katanya.
Inovasi yang telah dilakukan di antaranya pada 2013 digester biogas Simantri dibangun dengan pasangan batu sehingga lebih kuat dan dikerjakan oleh tenaga lokal, yang sebelumnya digester biogas terbuat dari bahan fiber.
Sedangkan pada 2014, sapi Simantri diasuransikan pada satu tahun pertama. Teknik pengolahan limbah yang sebelumnya dengan sistem anaerob (kedap udara) diubah dengan sistem aerob sehingga lebih cepat, mudah dan praktis. Demikian juga reknik pengolahan biourine tidak lagi menggunakan tangga penirisan tetapi diaduk dengan aerator.
"Sejak 2014 juga dilaksanakan Simantri dalam tiga type (A,B,C) menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan ketersediaan air di lokasi Simantri," ujar Wisnuardhana.
Sementara itu, mulai 2016 pada setiap Simantri di samping dilaksanakan demplot pertanian organik, juga dilengkapi dengan hidroponik.
Pada lokasi sekitar kandang dikembangkan beberapa komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi, seperti durian musangking kaki tiga, jeruk dekopon, lengkeng, kelapa daksina dan pisang mas kultur jaringan.
"Dengan berbagai inovasi tersebut diharapkan Simantri akan lebih memberikan manfaat tidak saja bagi petani pelaksana Simantri akan tetapi bagi pertanian Bali secara keseluruhan," ucapnya.
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota demi penyempurnaan pelaksanaan Simantri pada tahun-tahun berikutnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami, di samping terus mengembangkan jumlah kelompok Simantri, juga berusaha mencari inovasi baru untuk mengoptimalkan program tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.
Inovasi lainnya, ujar dia, mulai 2017 Simantri juga akan diintegrasikan dengan program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) dari Dirjen Peternakan dengan fasilitasi semen beku serta inseminator untuk mengintensifkan kawin suntik.
"Selain itu, juga fasilitasi pakan serta bangunan konservasi air dalam mendukung optimalisasi reproduksi sapi-sapi Simantri," ucapnya.
Wisnuardhana mengemukakan, program Simantri yang mulai dilaksanakan Pemprov Bali sejak 2009, hingga 2016 telah berhasil terbentuk sebanyak 632 kelompok yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
"Dari tahun ke tahun dievaluasi berbagai kelemahan pelaksanaannya dan dilakukan upaya perbaikan-perbaikan" katanya.
Inovasi yang telah dilakukan di antaranya pada 2013 digester biogas Simantri dibangun dengan pasangan batu sehingga lebih kuat dan dikerjakan oleh tenaga lokal, yang sebelumnya digester biogas terbuat dari bahan fiber.
Sedangkan pada 2014, sapi Simantri diasuransikan pada satu tahun pertama. Teknik pengolahan limbah yang sebelumnya dengan sistem anaerob (kedap udara) diubah dengan sistem aerob sehingga lebih cepat, mudah dan praktis. Demikian juga reknik pengolahan biourine tidak lagi menggunakan tangga penirisan tetapi diaduk dengan aerator.
"Sejak 2014 juga dilaksanakan Simantri dalam tiga type (A,B,C) menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan ketersediaan air di lokasi Simantri," ujar Wisnuardhana.
Sementara itu, mulai 2016 pada setiap Simantri di samping dilaksanakan demplot pertanian organik, juga dilengkapi dengan hidroponik.
Pada lokasi sekitar kandang dikembangkan beberapa komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi, seperti durian musangking kaki tiga, jeruk dekopon, lengkeng, kelapa daksina dan pisang mas kultur jaringan.
"Dengan berbagai inovasi tersebut diharapkan Simantri akan lebih memberikan manfaat tidak saja bagi petani pelaksana Simantri akan tetapi bagi pertanian Bali secara keseluruhan," ucapnya.
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota demi penyempurnaan pelaksanaan Simantri pada tahun-tahun berikutnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016