Denpasar (Antara Bali) - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi senilai 119,008 juta dolar AS selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2016, meningkat 8,32 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, 109,86 juta dolar AS.

"Nilai impor Bali tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama mencapai 419,32 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, khusus nilai impor pada bulan Oktober 2016 tercatat 13,64 juta dolar AS, meningkat 28,98 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 10,57 juta dolar AS.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (September 2016) yang hanya 8,62 juta dolar AS, maka nilai impor tersebut mengalami kenaikan 58,20 persen.

Adi Nugroho menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor berbagai jenis mesin-mesin dan barang produksi untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cenderamata yang siap diekspor ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai ekonomis jauh lebih besar.

"Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan dan bermanfaat karena mampu memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghabiskan devisa," ujar Adi Nugroho.

Bali mengimpor produk bahan bakar mineral sebesar 38,09 persen, menyusul produk mesin 13,52 persen, peralatan listrik 10,36 persen, produk perangkat optik 6,47 persen dan produk perhiasan (permata) 4,99 persen.

Adi Nugroho menambahkan, berbagai jenis komoditas impor tersebut paling banyak mendatangkan dari Singapura yakni 43,81 persen, menyusul Tiongkok 18,24 persen, Amerika Serikat 9,49 persen, Australia 4,78 persen dan Hongkong 4,04 persen.

Dari kelima komoditas utama penyumbang impor secara "month to month" yakni Oktober 2016 terhadap September 2016 produk perangkat optik dan produk perhiasan (permata) mengalami penurunan.

Sedangkan secara "year on year" yakni Oktober 2016 terhadap Oktober 2015 tercatat produk mesin dan perlengkapan mekanik, salah satu dari lima komoditas utama mengalami penurunan, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016