Mangupura (Antara Bali) - Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung, Bali, menerapkan teknik pengairan "precast" atau beton pracetak untuk menyalurkan air irigasi persawahan di daerah itu sehingga mampu membantu petani dalam upaya menjaga ketahanan pangan.

Kepala Dinas BMP Kabupaten Badung, IB Surya Suamba di Mangupura, Senin, mengatakan, keunggulan dengan teknik "precast" ini adalah kualitas beton mampu bertahan hingga 50 tahun.

"Keunggulan lainnya dengan metode ini dapat dilakukan secara seragam diseluruh saluran irigasi di Badung dalam upaya menjaga menjaga kualitas air irigasi untuk persawahan," ujar Surya Suaba didampingi Kabid Pengairan BMP Badung A.A Dalem serta Kabag Humas dan Protokol AA Gede Raka Yuda.

Selain itu, keunggulan waktu pengerjaan antara metode "precast" sangat cepat dibandingkan dengan tekni konvensional (tanpa menggunakan beton), karena akan memudahkan para pekerja membawa material untuk membuat saluran irigasi itu.

"Kalau cara konvensional, para pekerja harus menggontong pasir, batu kali, semen dan besi untuk membuat saluran irigasi di area persawahan, namun dengan beton yang sudah dicetak rapi maka sangat mudah dibawa di area proyek perbaikan," katanya.

Dengan metode "precast" ini, selama proses pengerjaan salura irigasi ini, para petani masih dapat bercocok tanam, sehingga tidak mematikan profesi petani.

"Desangan sistem irigasi konvensional, material yang telah dipasang juga rawan jebol karena tergerus air," katanya.

Karena itu, dia mengakui penerapan teknik "precast" ini memang membutuhkan biaya yang cukup tinggi dibandingkan dengan cara konvensional.

Untuk proyek konvensional, dia merinci dengan pemasangan batu yang dicor ukuran 50 cm kali satu meter menghabiskan dana sekitar Rp1,2 juta, sementara dengan "precast" dengan ukuran yang sama dengan konvensional menghabiskan dana Rp1,6 juta.

"Meskipun lebih mahal, secara kualitas motede ini jauh lebih baik dibandingkan cara konvesional," katanya.

Ia menambahkan jenis "precast" ada dua, yakni L shape untuk saluran irigasi dan ellipscave untuk konstruksi terowongan.

Sementara itu, Kabid Pengairan BMP Badung AA Dalem merinci panjang saluran irigasi di Kabupaten Badung mencapai 600.000 kilometer (km).

"Sejauh ini, kami sudah mengerjakan metode irigasi dengan cara `precast` ini baru mencapai 10,4 km dan 95 persen proyek irigasi yang sudah terpasang saat ini kondisinya sangat bagus dan kuat," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016