Kuta (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengajak para siswa untuk menghindari perilaku negatif seperti pergaulan bebas dan mengkonsumsi obat terlarang untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
"Saya menyambut baik dan memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan penilaian KSPAN tahun ini. Penilaian ini sangat penting dan relevan mengingat kasus HIV/AIDS dan narkoba di Bali belum dapat ditekan secara tuntas," kata Sudikerta dalam sambutannya saat penilaian lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) SMA/SMK tingkat Provinsi Bali, di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.
Dia mengemukakan, di Bali sendiri secara kumulatif hingga Oktober 2016 tercatat kasus HIV/AIDS sebanyak 15.200 kasus. Untuk itu, peran semua pihak sangat dibutuhkan untuk menekan angka kasus tersebut.
"Marilah siswa sebagai generasi penerus bangsa untuk ikut berpartisipasi mencegah penularan HIV/ AIDS mulai dari diri kita sendiri dengan cara proteksi diri untuk menghindari pergaulan bebas, seks bebas, mengkonsumsi obat terlarang dan sebagainya," ujarnya di SMAN 2 Kuta, Badung itu.
Menurut Sudikerta, masih tingginya kasus HIV/AIDS di Bali menunjukkan betapa besar risiko yang dihadapi oleh kelompok penduduk usia muda saat ini, sehingga diperlukan kepedulian yang lebih serius dan tindakan yang nyata dari semua pihak.
Berbagai upaya dan intervensi telah dilakukan untuk menekan laju epidemik HIV di Provinsi Bali terutama bagi populasi usia sekolah. Salah satu yang telah dilakukan adalah melakukan pembentukan, pembinaan dilanjutkan dengan penilaian KSPAN SMP dan SMA/SMK tingkat Provinsi Bali.
"Melalui KSPAN ini kami berharap agar masyarakat sekolah sedini mungkin mendapatkan informasi yang lengkap tentang HIV/AIDS yang akhirnya dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Saya berharap pada setiap kegiatan yang melibatkan para siswa dan generasi muda agar pesan-pesan `Tepati Janji Stop AIDS dan Say No To Drug` harus terus digelorakan," kata Sudikerta.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra IB Yoga Segara mengatakan kegiatan lomba KSPAN diharapkan tidak hanya sekadar lomba semata akan tetapi dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah, di rumah dan masyarakat.
Dengan demikian, terbentuk perilaku yang membudayakan hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Semua pihak harus ikut berkomitmen menciptakan pola perilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari hal-hal yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS.
Sedangkan Kepala SMAN 2 Kuta I Putu Jaya Kusuma mengatakan pihaknya telah melakukan kegiatan sosialisasi tentang penyalahgunaan narkoba dan penyebaran HIV/AIDS.
Sosialisasi ini dianggap penting saat ini karena generasi muda yang paling rentan menjadi korban penyalahgunaan narkoba maupun pergaulan bebas yang menjadi awal penyebaran HIV-AIDS, sehingga dengan adanya sosialisasi diharapkan generasi muda bisa membentengi diri perilaku negatif. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya menyambut baik dan memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan penilaian KSPAN tahun ini. Penilaian ini sangat penting dan relevan mengingat kasus HIV/AIDS dan narkoba di Bali belum dapat ditekan secara tuntas," kata Sudikerta dalam sambutannya saat penilaian lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) SMA/SMK tingkat Provinsi Bali, di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.
Dia mengemukakan, di Bali sendiri secara kumulatif hingga Oktober 2016 tercatat kasus HIV/AIDS sebanyak 15.200 kasus. Untuk itu, peran semua pihak sangat dibutuhkan untuk menekan angka kasus tersebut.
"Marilah siswa sebagai generasi penerus bangsa untuk ikut berpartisipasi mencegah penularan HIV/ AIDS mulai dari diri kita sendiri dengan cara proteksi diri untuk menghindari pergaulan bebas, seks bebas, mengkonsumsi obat terlarang dan sebagainya," ujarnya di SMAN 2 Kuta, Badung itu.
Menurut Sudikerta, masih tingginya kasus HIV/AIDS di Bali menunjukkan betapa besar risiko yang dihadapi oleh kelompok penduduk usia muda saat ini, sehingga diperlukan kepedulian yang lebih serius dan tindakan yang nyata dari semua pihak.
Berbagai upaya dan intervensi telah dilakukan untuk menekan laju epidemik HIV di Provinsi Bali terutama bagi populasi usia sekolah. Salah satu yang telah dilakukan adalah melakukan pembentukan, pembinaan dilanjutkan dengan penilaian KSPAN SMP dan SMA/SMK tingkat Provinsi Bali.
"Melalui KSPAN ini kami berharap agar masyarakat sekolah sedini mungkin mendapatkan informasi yang lengkap tentang HIV/AIDS yang akhirnya dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Saya berharap pada setiap kegiatan yang melibatkan para siswa dan generasi muda agar pesan-pesan `Tepati Janji Stop AIDS dan Say No To Drug` harus terus digelorakan," kata Sudikerta.
Sementara itu, Wakil Bupati Badung dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra IB Yoga Segara mengatakan kegiatan lomba KSPAN diharapkan tidak hanya sekadar lomba semata akan tetapi dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah, di rumah dan masyarakat.
Dengan demikian, terbentuk perilaku yang membudayakan hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Semua pihak harus ikut berkomitmen menciptakan pola perilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari hal-hal yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS.
Sedangkan Kepala SMAN 2 Kuta I Putu Jaya Kusuma mengatakan pihaknya telah melakukan kegiatan sosialisasi tentang penyalahgunaan narkoba dan penyebaran HIV/AIDS.
Sosialisasi ini dianggap penting saat ini karena generasi muda yang paling rentan menjadi korban penyalahgunaan narkoba maupun pergaulan bebas yang menjadi awal penyebaran HIV-AIDS, sehingga dengan adanya sosialisasi diharapkan generasi muda bisa membentengi diri perilaku negatif. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016