Tabanan (Antara Bali) - Sejumlah petani bunga sedap malam di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali mengaku kewalahan melayani permintaan pasar lokal untuk bunga potong.

"Produksi bunga sedap malam berkualitas unggul yang dihasilkan petani Marga, membuat banyak kalangan pebisnis bunga potong dari Kota Denpasar, Tabanan dan daerah lainnya di Bali berminat membelinya," kata seorang petani bunga dari Marga, I Wayan Sujana, Kamis.

Di sela-sela keikutsertaannya dalam ajang pameran memeriahkan HUT ke-523 Kota Tabanan di Gedung Mario dan Taman Kota Tabanan, Ia menjelaskan, pengembangan bunga sedap malam tersebut dilakukan pada lahan yang sangat terbatas yakni seluas lima are (500 meter persegi).

Permintaan pasar akan bunga sedap malam untuk keperluan ritual yang digelar masyarakat begitu besar di Bali. "Kami sampai khawalahan menerima permintaan pesanan," ujar Wayan Sujana, petani asal Banjar Alas Sandan, Payangan, Marga.

Ia menjelaskan, dibandingkan dengan produksi sejenis dari petani bunga potong lainnya, produksi bunga sedap malam hasil memang memiliki kualitas yang unggul.

Hal itu dapat dilihat dari tekstur ukuran bunga yang lebih besar dari komoditas sejenis hasil dari desa lainnya, bahkan yang paling penting bunga sedap malam produksi petani Marga memiliki tingkat keharuman lebih menyengat dari yang lainnya.

Menurut Sujana, kondisi itu pula yang kemudian membuatnya berhasil meraih juara pertama dalam ajang Festival Holtikultura di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2015.

Keunggulan hasil produksi bunga potong sedap malam diperoleh dari kondisi alam dan lingkungan di wilayah Marga yang memang mendukung serta cocok budidaya tanaman bunga sedap malam.

Tanaman bunga potong sedap malam membutuhkan kondisi suhu yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin (sedang), serta juga penyinaran matahari langsung dan pengairan yang cukup.

"Semua syarat tanam tersebut, memang sangat sesuai dengan kondisi alam yang ada di wilayah Marga, Tabanan sehingga pertumbuhan tanaman termasuk ukuran bunga yang dihasilkan cukup besar. Lebih besar dibandingkan dengan produksi sejenis yang dihasilkan petani di Jawa dan daerah lain," ujar Sujana.

Ia menambahkan, permintaan dari pebisnis bunga potong untuk produksi sedap malam produksi petani di Marga mencapai 100 batang per hari, namun yang bisa dipenuhi hanya 50 batang.

Di sisi lain, harga jual untuk sedap malam untuk grit A (kualitas unggul dengan tekstur batang yang lurus) dipatok Rp 2.000 per batang, dan harga untuk sedap malam gret C (ukuran pendek) dilevel Rp 800 per batang.

Sementara itu, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Tabanan, Made Suweta ditempat yang sama mengungkapkan, bunga potong jenis sedap malam memang menjadi salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Tabanan.

Hal itu dibuktikan dengan pernah menyabot juara I dalam Festival bertarap nasional. "Dalam ajang festival lalu penilaian bunga memang diseleksi sangat ketat, yakni menyangkut tektur kuntum bunga, nama petani dan lainnya.

"Untungnya petani kami di Tabanan berhasil mengungguli daerah lainnya dalam ajang festival tingkat nasional, karena kualitasnya lebih baik dari produk sejenis yang dihasilkan daerah lainnya," ujar Made Suweta. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016